Dampak Tsunami, KLB Diare Akut Ancam Warga Pandeglang dan Serang
Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau warga yang terdampak tsunami Selat Sunda, terutama di daerah Pandeglang dan Serang , untuk mewaspadai munculnya Kejadian Luar Biasa ( KLB ) penyakit diare akut .
Berdasarkan laporan sementara tim Rapid Health Assessement (RHA) bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes yang terdiri dari Subdit Surveilans, PHEOC Indonesia, FETP Indonesia, KKP Banten, Dinkes Banten, dan Dinkes Jawa Barat pada 25 Desember 2018, diketahui ada 859 kasus diare akut di Pandeglang, dan 912 kasus di Serang.
Karenanya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek meminta kepada seluruh warga terdampak tsunami di Banten agar berusaha untuk menjaga kebersihan.
“Minimal cuci tangan sebelum makan untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan menyebabkan diare,” kata Menkes Nila, dalam siaran pers yang diterima Suara.com, baru-baru ini.
Laporan dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) menyebut selain diare akut, penyakit lain yang berpotensi KLB di Pandeglang dan Serang adalah penyakit serupa influenza (ILI), dan suspek demam tifoid.
Di Pandeglang, kasus diare akut itu mencapai 859 kasus, disusul penyakit serupa influenza (ILI) sebanyak 504 kasus, dan suspek demam tifoid sebanyak 204 kasus. Sementara di Serang, kasus diare akut sebanyak 912, ILI 386 kasus, dan suspek demam tifoid sebanyak 121 kasus.
Menyikapi ancaman ini, Kemenkes dan tim sudah melakukan desinfeksi di Puskesmas Carita dan KKP Banten. Pemberian bantuan logistik seperti family hygiene kit, masker, plastik sampah, obat-obatan, dan ambulans pun sudah disalurkan.
Baca Kelanjutan Dampak Tsunami, KLB Diare Akut Ancam Warga Pandeglang dan Serang : http://bit.ly/2Tbnj9Z
0 komentar:
Posting Komentar