Studi Sebut Dokter Hewan Rentan Bunuh Diri, Kenapa?

Suara.com - Setiap profesi memiliki beban masing-masing bagi kesehatan jiwa. Namun studi terbaru menyebut dokter hewan memiliki risiko bunuh diri yang tinggi. Kenapa?

Menurut data dari Journal of American Veterinary Medical Association, dokter hewan memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih tinggi melakukan tindakan bunuh diri daripada mereka yang bekerja di bidang lain.

Dilansir Time, tercatat sejak 1979 sampai 2015, ada 11.600 dokter hewan di Amerika Serikat dengan 400 dokter diantaranya meninggal dunia karena bunuh diri.

Konsisten dengan tren populasi umum, hasil studi juga memperlihatkan lebih banyak dokter hewan laki-laki daripada perempuan yang meninggal karena bunuh diri (326 berbanding 72)..

Dan dari tahun 2000 hingga 2015, sekitar 10 persen kematian pada dokter hewan perempuan terkait dengan kasus bunuh diri.

Para ahli kesehatan masyarakat telah lama mengetahui bahwa dokter menghadapi tingkat bunuh diri yang lebih tinggi dari rata-rata yang disebabkan karena depresi, kecemasan, dan kelelahan.

Meski demikian, tidak pernah ada satu studi yang menunjukkan bahwa dokter hewan juga berjuang dengan banyak risiko yang sama.

Secara khusus, penulis mengutip bahwa "jam kerja yang panjang, beban kerja yang berlebihan, praktik tanggung jawab manajemen, harapan dan keluhan klien, prosedur euthanasia, dan keseimbangan kerja-kehidupan yang buruk" menjadi penyebab dokter hewan melakukan bunuh diri.

Studi juga menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi sanga umum terjadi di antara dokter hewan. Dokter hewan juga memiliki akses pada obat-obatan mematikan yang tidak dimiliki orang lain.

Secara keseluruhan, tingkat bunuh diri meningkat di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

Peningkatan terjadi sekitar 28% antara tahun 1999 sampai 2016 dan peningkatan sebesar 3,7% antara tahun 2016 sampai 2017.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Studi Sebut Dokter Hewan Rentan Bunuh Diri, Kenapa? : http://bit.ly/2TkATIs

0 komentar:

Posting Komentar