Studi Terbaru Tentang Aspirin dan Risiko yang Mengintainya
Suara.com - Aspirin kerap dianggap sebagai obat ajaib. Aspirin mampu meredakan rasa sakit dan peradangan, mengobati sakit kepala, nyeri ringan, hingga menurunkan risiko penyakit jantung , stroke, serta kemungkinan demensia.
Sampai akhirnya aspirin kerap digunakan orang-orang sehat sebagai 'suplemen pencegahan' masalah kardiovaslular yang dikenal mematikan.
Tapi ternyata, semua manfaat tersebut ada harganya.
Dalam penelitian yang diterbitkan JAMA, para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Sean Zheng dari King's College London, mengatakan risiko aspirin, termasuk masalah pendarahan di lambung dan saluran usus, seimbang dengan manfaatnya yaitu menurunkan risiko penyakit jantung terutama bagi orang yang belum memiliki masalah jantung.
Dilansir dari Time, peneliti melihat data dari lebih 160.000 orang usia 53 hingga 74 tahun yang tidak memiliki masalah jantung (meski beberapa memiliki faktor risiko untuk mengembangkan masalah jantung).
Mereka yang mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari 11 persen lebih rendah berisiko mengalami kematian akibat penyakit jantung, serangan jantung atau stroke dibanding dengan orang yang tidak menggunakan aspirin.
Tetapi orang-orang yang menggunakan aspirin juga memiliki risiko 43 persen lebih tinggi mengalami perdarahan besar dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan obat tersebut.
Itu sama saja dengan lompat 47 persen dalam risiko absolut dan itu juga menunjukkan bahwa risiko aspirin mungkin tidak melebihi manfaatnya bagi orang yang sehat.
Sebelumnya, banyak penelitian menunjukkan orang yang telah mengalami serangan jantung dan stroke dapat menurunkan risiko penyakit sekitar 20 sampai 25 persen jika mereka mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari.
Studi sejauh ini telah tercampur, beberapa menunjukkan manfaat dan beberapa lainnya tidak menunjukkan manfaat serta menunjukkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.
Lalu bagaimana sebaiknya kita bertindak terhadap konsumsi aspirin?
Administrasi Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat memperingatkan bahwa orang yang tidak memiliki masalah jantung sebaiknya tidak menggunakan aspirin untuk mencegah penyakit jantung.
Sementara Forcer AS Task Force Forcer merekomendasikan orang yang ingin mencegah masalah jantung tahap pertama dan berada di antara usia 50 hingga 59 tahun hanya boleh menggunakan aspirin jika mereka memiliki risiko 10 persen atau lebih besar mengalami gangguan jantung dalam 10 tahun ke depan.
Tetapi menentukan risiko juga rumit, karena harus melibatkan pertimbangan subjektif berbagai faktor risiko penyakit jantung, termasuk riwayat merokok, tekanan darah dan diabetes.
Dan karena aspirin tersedia di mana-mana tanpa resep, beberapa orang yang khawatir dengan risiko jantung kadang merasa perlu untuk meminum pil dosis rendah aspirin setiap hari.
Dan lewat temuan itu, Zheng mengingatkan masyarakat bahwa aspirin memang memiliki efek samping, sama seperti obat lainnya dan hanya boleh dikonsumsi setelah mendiskusikan risiko dan manfaat obat dengan dokter.
Baca Kelanjutan Studi Terbaru Tentang Aspirin dan Risiko yang Mengintainya : http://bit.ly/2FJWKWP
0 komentar:
Posting Komentar