Anak Alami Kecanduan Game? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan

Suara.com - Anak Alami Kecanduan Game ? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan.

Andrew Ryan Samuel, remaja berusia 16 tahun ini mengaku pernah mengalami kecanduan bermain game. Dalam sehari Ia bisa menghabiskan waktu selama 12 jam untuk duduk di depan layar laptop untuk bermain game.

Untungnya kecanduan game itu hanya berlangsung 1.5 tahun, kini Ia berhasil lepas dari adiksi itu dan mengalihkan passionnya sebagai motivator muda.

Ia pun memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua yang memiliki anak kecanduan terhadap game. Pertama kata Andrew, jangan biasakan memberi anak hiburan melalui gawai. Ia mencontohkan banyak anak kecil yang diberi tontonan Youtube saat makan atau diberi gawai agar berhenti menangis.

"Anak 1-5 tahun jangan biasakan buka Youtube sambil makan. Seakan-akan Youtube itu baby sitter. Jangan pernah kasih hp ketika anak menangis. Lebih baik kasih buku. Kalau jadi kebiasaan dari kecil maka akan jadi kecanduan ketika besar," ujar Andrew dalam seminar yang dibawakannya di Casa Living Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

Langkah kedua, orangtua bisa memberikan aktivitas yang menarik di dunia nyata bagi anak agar terlepas dari kecanduan game. Berdasarkan pengalamannya, Andrew mengalihkan kecanduan game ini dengan mendaftar sebagai anggota gym dan aktif menjalani gaya hidup sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, Andrew merasa lebih percaya diri dan mendapat penerimaan di dunia nyata.

"Developer game melakukan berbagai cara agar orang menggunakannya. Nah Anda para orangtua harus punya cara juga agar dunia nyata anak lebih menarik. Beri dukungan buat anak misalnya dia suka olahraga, suka nyanyi, ikutkan les vokal, ikutkan kompetisi. Hal ini akan mengalihkannya dengan kecanduan game," imbuh Andrew.

Selanjutnya orangtua bisa berdiskusi dengan anak untuk memberi target spesifik agar dirinya terlepas dari kecanduan game.

Misalnya mulai membatasi untuk bermain game selama satu jam setiap hari atau hanya boleh dilakukan di waktu tertentu seperti akhir pekan atau liburan.

"Sebenarnya bermain game itu boleh. Asal tidak mengorbankan tiga hal, yaitu pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial," imbuh dia.

Nah cara yang paling ekstrim kata Andrew, orangtua bisa meminta anak menghapus aplikasi game atau hal yang berkaitan dengan game. Umumnya untuk mengunduh software game butuh waktu lama. Ketika sudah terhapus maka biasanya harus memulai dari awal dan membuat kita malas untuk menggunakannya.

"Sebenarnya alasan orang kecanduan game karena dunia nyata tidak terlalu menarik untuk dia. Karena sebenarnya manusia suka diperhatikan, suka diterima. Nah kalau anak kesepian dia cenderung lari ke game dan berinteraksi dengan komunitas di dunia maya," tandas dia.

Jadi kecanduan game tidak baik untuk anak, tapi yang dibutuhkannya adalah perhatian dari orang tua untuk membantunya lepas dan ketergantungan game tersebut. 

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Anak Alami Kecanduan Game? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan : http://bit.ly/2FOnRA1

Selama 2 Minggu, Wanita Ini Tidur dengan Bayinya yang Telah Meninggal

Jangan Konsumsi Makanan yang Sama Setiap Hari, Ini 3 Alasannya

Anak yang Suka Dipukul Orangtua Cenderung Jadi Antisosial saat Dewasa

Suara.com - Anak yang Suka Dipukul Orangtua Cenderung Jadi Antisosial saat Dewasa.

Anda para orangtua, hindari kebiasaan menampar atau memukul anak ketika mereka berbuat kesalahan. Pasalnya studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih mungkin menjadi antisosial jika mereka sering ditegur dengan pukulan atau hukuman fisik lainnya.

"Hukuman fisik yang kasar didefinisikan dalam penelitian ini sebagai orangtua atau orang dewasa yang suka memukul, mendorong, atau menampar anak. Kami menemukan efeknya terhadap perilaku anak ketika dewasa," bunyi penelitian tersebut.

Untuk mengarah pada temuan ini, peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari 36.309 orang dewasa AS antara April 2012 hingga Juni 2013. Dari total tersebut? 15.862 diantaranya adalah laki-laki dan 20.447 adalah kaum hawa. Para peserta juga ditanya apakah mereka permah mengalami hukuman fisik yang keras atau penganiayaan di masa kecil.

Peneliti juga menganalisis responden tentang apakah mereka menunjukkan tanda-tanda gangguan kepribadian antisosial, seperti gagal menyesuaikan diri dengan norma sosial; berbohong berulang kali; menyesatkan orang lain untuk kesenangan; tidak dapat merencanakan ke depan; bertindak impulsif; agresi berulang yang mengakibatkan perkelahian fisik; dan mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

Baik lelaki maupun perempuan yang mendapat hukuman fisik ketika kecil lebih cenderung bertindak antisosial daripada mereka yang tidak. Penelitian sebelumnya yang dikutip oleh tim juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dipukul atau dipaksa makan sabun atau saus pedas sebagai hukuman lebih mungkin untuk memukul anggota yang bukan keluarga, melakukan serangan fisik, atau mencuri uang ketika mereka dewasa.

Pada bulan Desember 2018, American Academy of Pediatrics menyatakan upaya pendisiplinan yang melibatkan hukuman fisik termasuk berteriak atau mempermalukan anak-anak, hanya efektif dalam jangka pendek. Mereka memperingatkan praktik-praktik semacam itu justru dapat meningkatkan risiko negatif untuk anak-anak di masa mendatang.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Anak yang Suka Dipukul Orangtua Cenderung Jadi Antisosial saat Dewasa : http://bit.ly/2ThnWiI

Alami Neurofibromatosis, Wanita Ini Dituding Idap Penyakit Seksual

Suara.com - Wanita berusia 30 tahun mengalami kondisi yang disebut neurofibromatosis . Akibatnya, wanita tersebut sulit berkencan.  Wanita bernama Megan Crews mengatakan hingga saat ini, ia telah memiliki lebih dari 200 bintik di tubuhnya, termasuk di area selangkangan dan Mrs V.

Neurofibromatosis merupakan suatu kelainan genetik yang menyebabkan gangguan kulit dan tulang yang membuat tumor terbentuk dari jaringan saraf. Tumor ini bisa berukuran kecil atau besar dan dapat muncul di mana saja pada bagian tubuh.

Melansir dari the sun, ia mengalami neurofibromatosis tipe 1 (NF1). Ia didiagnosis saat dirinya berusia 18 bulan setelah ibunya, Elaine (63) memperhatikan tanda lahir di tubuhnya.

Ibunya membawa Crews ke seorang dokter anak yang mengatakan bahwa tumor yang ia idap akan tumbuh di dalam dan di luar tubuhnya selama ia hidup.

Saat kecil, Crews memiliki kulit yang bersih. Namun, saat menginjak usia enam tahun, ia mendapatkan tumor di tulang belakang sikunya. Ia pun harus menjalani operasi untuk memotong satu tumor yang tumbuh di saraf tangannya.

Namun, ketika ia berusia 14 tahun, ia mulai merasakan sakit punggung yang disebabkan oleh tumor di tulang belakang, dan pada usia 23, ia menemukan tumor pertama di punggungnya.

Bagaimana selanjutnya? lihat selengkapnya ya. 

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Alami Neurofibromatosis, Wanita Ini Dituding Idap Penyakit Seksual : http://bit.ly/2S9rYfV

Ketahui 5 Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Tak Disadari

Suara.com - Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok menakutkan dan harus segera ditangani. Jika seseorang didiagnosis menderita kanker leher rahim ini pada stadium awal atau stadium satu berarti peluang untuk sembuh bisa lebih tinggi. 

Namun, jika didiagnosis pada stadium empat, maka peluang untuk hidup hanya lima persen dan mampu bertahan selama lima tahun atau lebih.

Itulah mengapa sangat penting bagi setiap wanita untuk mengetahui perubahan apa yang harus diwaspadai dan didiagnosis secepatnya.

Melansir dari thesun, ini adalah bentuk penyakit yang paling umum pada wanita berusia 35 tahun ke bawah.

"Tidak semua wanita yang didiagnosis dengan kanker serviks memiliki gejala . Tetapi, berapa pun usiamu, sama pentingnya mewaspadai gejala kanker serviks," kata Imogen Pinnell, manajer informasi kesehatan di Jo's Cervical Cancer Trust mengatakan kepada The Sun.

Tanda-tanda awal meliputi:

1. Pendarahan abnormal (selama atau setelah berhubungan seks, antara periode dan juga pascamenopause)

Tanda kanker serviks yang paling umum dan paling awal adalah perdarahan tidak teratur. Itu terjadi ketika sel-sel kanker tumbuh pada jaringan di bawah leher rahim.

Ini adalah tanda yang sangat mengkhawatirkan pada wanita pascamenopause yang tidak lagi mengalami menstruasi.

2. Keputihan yang tidak biasa

Jika kamu menemukan bahwa warna, bau, dan konsistensi telah berubah, maka itu adalah sesuatu yang benar-benar perlu kamu periksa.

Ketika kanker kekurangan oksigen, itu dapat menyebabkan infeksi yang menyebabkan keluarnya bau aneh.

3. Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berhubungan seks

Apa lagi ya? Lihat selengkapnya ya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ketahui 5 Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Tak Disadari : http://bit.ly/2RRArVw

Remaja 14 Tahun Bunuh Diri, Ayah Salahkan Media Sosial Instagram

Dimasukkan ke Inkubator Rakitan, Bayi Prematur Tewas Terbakar

Suara.com - Dimasukkan ke Inkubator Rakitan , Bayi Prematur Tewas Terbakar

Bayi lahir prematur lazim ditempatkan di inkubator untuk mendapatkan penanganan medis. Namun seorang bayi prematur harus kehilangan nyawa karena ditempatkan di inkubator rakitan yang membuatnya mengalami luka bakar.

Seorang ibu berusia 15 tahun yang tak disebutkan namanya melahirkan bayinya di RS Nuestra Senora del Rosario di Warnes, Bolivia, dengan usia kehamilan 32 minggu. Sayangnya, tidak ada inkubator yang tersedia di rumah sakit karena penuh.

Scarlett Pasabare, saudari sang ibu, menyebut petugas RS berinisiatif membuat inkubator rakitan sendiri dengan menggunakan lampu yang sangat terang.

"Karena bayinya prematur, kita diberi tahu bahwa dia perlu dimasukkan inkubator, tetapi tidak ada yang tersedia. Di pusat medis lain juga tidak ada," ungkap sang ibu, dikutip dari Himedik.

Sesaat setelah bayi prematur tersebut dimasukkan ke dalam inkubator rakitan, sang ibu mengatakan sempat mendengar suara merintih. Tak lama kemudian dokter memberi tahu bahwa bayi malang mengalami luka bakar karena lampu yang terlalu panas.

"Saya lihat lengan kecilnya terbakar dan dia mengerang. Kita diberi tahu bahwa lampu telah membakarnya," ucap ibu muda itu.

Ketika dokter melihat luka-luka pada tubuh si bayi, pihak rumah sakit mencoba memindahkannya ke rumah sakit lain, tetapi penuh. Mereka pun mengirimnya ke pusat medis lain, tetapi bayi itu dilaporkan telah meninggal pada saat dokter menanganinya.

Para dokter di rumah sakit tempat korban dilahirkan kini tengah diselidiki atas kelalaiannya, sehingga menyebabkan bayi prematur yang baru lahir meninggal secara tragis -- terbakar di sebuah inkubator hasil improvisasi petugas.

Kasus ini mengejutkan masyarakat setempat. Buruknya pelayanan di banyak pusat kesehatan di Bolivia juga ikut menjadi pembahasan setelah Presiden Evo Morales memperkenalkan model baru perawatan kesehatan universal. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Dimasukkan ke Inkubator Rakitan, Bayi Prematur Tewas Terbakar : http://bit.ly/2RcD1Ao

Menu MPASI Jangan Cuma Sayur-Buah, Ini Kata Pakar Nutrisi!

Suara.com - Menu MPASI Jangan Cuma Sayur - Buah , Ini Kata Pakar Nutrisi!

Belakangan tren pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi di atas enam bulan semakin berkembang. Ada bayi yang diberi MPASI dengan teknik baby lead weaning (BLW) dan ada pula yang diberi MPASI menu tunggal seperti hanya sayur saja atau buah saja.

Tapi ternyata menurut pakar, menu MPASI seperti ini salah kaprah lho.

Disampaikan Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM, Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, Sp A(K), anak berbeda dengan orang dewasa. Jika orang dewasa harus membatasi konsumsi lemak dan memperbanyak sayur dan buah, maka pada anak justru sebaliknya. Ya, bayi yang baru memulai MPASI justru dianjurkan untuk memperbanyak asupan sumber protein hewani.

"Salah kaprah. Sayur mayur di kasih ke bayi. Padahal itu tidak utama. Untuk membentuk otak, karbohidrat, protein, lemak itu yang dibutuhkan. Protein utamakan hewani, karena dalam ASI , komposisi protein hewani lebih banyak. Kandungan asam amino pada protein hewani lengkap," ujar Dr dr Damayanti dalam temu media belum lama ini.

Ia mengkritisi tren pemberian puree sayur dan buah, atau tepung-tepung organik berbasis nabati karena makanan dengan sumber tunggal seperti ini tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Boleh saja memberikan puree buah atau sayur, tapi harus ada protein hewani.

"Susu dan telur adalah sumber protein hewani yang paling baik. Diikuti dengan produk susu, unggas, ikan, hati, dan daging. Jadi, sumber hewani tidak harus mahal. Anak bisa diberi telur, hati ayam, dan berbagai jenis ikan lokal yang harganya relatif terjangkau," imbuh dia.

Bunda juga tidak boleh bingung dalam menyiapkan menu MPASI anak. Kenalkan saja dengan makanan yang dikonsumsi Anda dan keluarga sehari-hari. Misalnya suka nasi uduk? Boleh kok bayi diberi nasi uduk, asalkan jangan lupa dilumatkan sehingga teksturnya halus dan bisa dikonsumsi anak ya.

"Makanan keluarga tapi teksturnya halus. Misalnya nasi uduk pakai telur. Blender halus kasih dia. Anak kan sebenarnya mengenal makanan ibu sejak di perut. Air ketuban, ASI itu rasanya seperti makanan yang dikonsumsi ibu," tandas dia.

Jadi pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi di atas enam bulan bukan hanya sayur dan buah ya!

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Menu MPASI Jangan Cuma Sayur-Buah, Ini Kata Pakar Nutrisi! : http://bit.ly/2CNYxqa

Vlogger Bunuh Diri, Diduga karena Operasi Plastik yang Gagal

[unable to retrieve full-text content]

Seorang vlogger bunuh diri, diduga karena operasi plastik yang gagal dan tidak sesuai harapan. Baca Kelanjutan Vlogger Bunuh Diri, Diduga karena Operasi Plastik yang Gagal : http://bit.ly/2RdXZ1K

Kemenkes: Cegah DBD Tak Cukup dengan Fogging

Suara.com - Kemenkes : Cegah DBD Tak Cukup dengan Fogging

Di musim penghujan seperti sekarang, risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD) meningkat di beberapa daerah. Di Jakarta misalnya, berdasarkan sistem surveilans berbasis web milik Dinkes Provinsi DKI Jakarta, memasuki awal 2019 telah tercatat sebanyak 111 kasus DBD. Angka tersebut diprediksi bisa mengalami peningkatan saat memasuki musim penghujan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, drg Oscar Primadi mengatakan bahwa musim penghujan menjadi pemicu dari peningkatan kasus DBD di sejumlah wilayah karena banyaknya genangan air yang terbentuk. Jtu sebabnya kata dia, masyarakat harus bahu membahu menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk Aedes Aegypti.

"Musim penghujan (DBD) ini endemis di semua wilayah. Kita harapkan semua waspada. Ini persoalan di hulu, yakni bagaimana menjaga kebersihan lingkungan. Jangan biarkan air tergenang. Jangan biarkan jentik nyamuk tumbuh. Kalau kita bisa jaga lingkungan Insya Allah tidak ada DBD," ujar Oscar di sela-sela peringatan Hari Gizi Nasional ke-59 di Jakarta, Jumat (25/1/2019).

Oscar mengatakan bahwa fogging atau pengasapan bukan cara efektif dalam mencegah nyamuk DBD. Lagipula, kata dia, fogging baru bisa dilakukan jika sudah terjadi minimal satu kasus DBD di suatu wilayah.

"Dinas kesehatan terkait tentu sudah bergerak. Tidak hanya dengan pembagian abate atau fogging, ada penyelidikan epidemiologis terlebih dulu hingga dilakukan fogging. Saya lebih mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan," imbuh dia.

Anda juga bisa melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah tumbuhnya jentik-jentik di sekitar rumah yang memungkinkan terdapat genangan air. Lakukan upaya 3 M atau Mengubur, Menguras dan Menutup.

"Mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air," tandasnya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Kemenkes: Cegah DBD Tak Cukup dengan Fogging : http://bit.ly/2sJrEWZ

Indonesia Alami Masalah Gizi Ganda, Kenapa Stunting Jadi Prioritas?

Suara.com - Indonesia Alami Masalah Gizi Ganda, Kenapa Stunting Jadi Prioritas?

Indonesia mengalami beban gizi ganda yakni stunting dan obesitas . Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi bayi stunting di Indonesia mencapai 30.8 persen, sementara kasus obesitas 21.8 persen.

Meski keduanya merupakan masalah, penanganan stunting menjadi prioritas bahkan tak hanya di Kementerian Kesehatan namun juga kementerian lembaga lainnya.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, stunting lebih menjadi prioritas untuk ditekan karena berpotensi menciptakan kemiskinan di masa mendatang. Padahal, kata dia, Indonesia sedang berusaha mengentaskan masalah kemiskinan.

"Sedangkan obesitas dampaknya pada kematian akibat penyakit tidak menular. Sehinga target strategis stunting lebih ke pembangunan kalau obesitas lebih ke kesehatan. Pendekatannya berbeda. Yang lebih urgent karena kita bisa lihat daerah yang stuntingnya tinggi, kemiskinannya tinggi," ujar Bambang dalam Peringatan Hari Gizi Nasional ke 59 di Kementerian Kesehatan, Jumat (25/1/2019).

Bambang menjelaskan, penanganan stunting tidak hanya spesifik di sisi kesehatan tapi lintas sektor. Kementerian Kesehatan, kata Bambang memang bertanggung jawab dari sisi gizi, tapi bukan berarti kementerian lain seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, hingga Kementerian Desa tidak berperan.

"Ketika bicara tentang pengatentasan gizi itu juga termasuk pangan. Kementan didorong untuk meproduksi makanan yang lebih segar terutama sayur dan buah, termasuk protein hewani dan karbohidrat. Lalu Kemenperin didorong melakukan fortifikask sehingga gizi makanan bisa lebih optimal. Dari Kemendes bisa mengalokasikan dana desa untuk posyandu," imbuh dia.

Kini pihaknya dan jajaran kementerian lembaga lainnya fokus untuk menangani stunting di daerah yang prevalensinya cukup tinggi, seperti Nusa Temggara Timur.

Menurut dia, meski prevalensi stunting menurut Riskesdas 2018 mengalami penurunan, angka 30 persen masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan populasi Indonesia.

"Tentunya kita punya keinginan agar masalah gizi ganda stunting dan obesitas menurun, Angka 30 persen masih sangat besar yang bahayanya akan menciptakan kemiskinan di masa depan," tandas Bambang.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Indonesia Alami Masalah Gizi Ganda, Kenapa Stunting Jadi Prioritas? : http://bit.ly/2S51dJz

Kasus DBD di RS Hasan Sadikin Bandung Naik Hingga 5 Kali Lipat

Suara.com - Kasus DBD di RS Hasan Sadikin Bandung Naik Hingga 5 Kali Lipat

Tingginya angka kasus demam berdarah ( DBD ) juga terjadi di kota Bandung. RS Hasan Sadikin Bandung melaporkan adanya peningkatan kasus DBD hingga 5 kali lipat dari bulan Desember 2018 ke Januari 2019.

"Jadi kalau kita lihat data bulanan 2018, itu rata-rata 8 hingga 11 orang per bulan. Sekarang ini, Januari 2019 hingga 24 Januari 2019 saja sudah 53 orang yang terkena DBD atau jumlah kasusnya. Jadi bisa dibayangkan lonjakan kasusnya, mungkin sekitar lima kali lonjakannya," kata Kepala Divisi Infeksi KSM Anak RS Hasan Sadikin Bandung, Dr. dr. Djatnika Setiabudi Sp.A(K), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan saat ini total 53 orang pasien DBD yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung. Kondisi pasien beragam, mulai dari ringan, sedang, hingga harus mendapat perawatan serius.

"Kondisinya sekarang tentu sudah ada yang pulang karena kan biasanya kita merawat pasien DBD ini umumnya datang ke sini pada hari ketiga atau keempat. Kadang-kadang yang tiga hari sudah bisa pulang kalau sudah baik, dan sisanya sekarang dalam keadaan baik bisa tertangani," kata dia.

Dia menjelaskan lonjakan jumlah pasien DBD yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung ini terkait peralihan cuaca dari musim kemarau di akhir tahun 2018 ke musim hujan di awal tahun 2019.

"Ini kan musim hujan karena nyamuk Aedes aegypti itu sangat senang dengan kondisi sekarang dengan kelembaban seperti ini, kondisinya mendukung untuk berkembang biak," tambahnya lagi.

Selain itu, lanjut dr. Djatnika, hujan yang datang bergiliran dengan cerah membuat air tidak terbuang dan mengalir, terutama di tempat-tempat seperti bekas air mineral berbentuk gelas, batok kelapa hingga kaleng cat bekas.

"Nah disitu potensial untuk berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Kalau misalnya hujan deras terus menerus maka air yang tertampung mengalir," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan pasien DBD yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung umumnya berasal dari kawasan Bandung Raya hingga perbatasan Kabupaten Sumedang.

"Rata-rata dari Bandung Raya dan perbatasan Sumedang dan saya kira RSUD tingkat kabupaten/kota sekarang banyak yang sudah mampu menangani DBD," tutupnya. [ANTARA]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Kasus DBD di RS Hasan Sadikin Bandung Naik Hingga 5 Kali Lipat : http://bit.ly/2FXyCzj

Kemenkes Lakukan Pendekatan Keluarga Demi Tangani Masalah Gizi

Suara.com - Kemenkes Lakukan Pendekatan Keluarga Demi Tangani Masalah Gizi

Pengentasan masalah gizi di Indonesia kini dilakukan dengan pendekatan keluarga. Dalam pendekatan ini, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama tak lagi hanya menunggu kasus namun juga harus menjemput bola dengan mengunjungi keluarga-keluarga Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, drg Oscar Primadi dalam peringatan Hari Gizi Nasional ke-59. Menurut Oscar, permasalahan gizi tak hanya mencakup status sosial ekonomi namun juga pengetahuan mengenai gizi seimbang.

"Ini artinya puskesmas sudah menjemput bola. Jadi proses melihatnya secara komprehensif bagaimana keadaan keluarga, asupan gizi sehari-hari dan pola asuh. Tentu kita harus tahu bahwa masalah gizi sudah dimulai saat awal kehamilan. Jadi semua segmen kita intervensi lewat pendekatan keluarga," ujar Oscar di Kementerian Kesehatan, Jumat (25/1/2019).

Ia menambahkan salah satu komponen terpenting dalam pembangunan kesehatan, adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Ia mengingatkan pula bahwa periode kehamilan hingga anak berusia 2 tahun merupakan kesempatan emas dalam mencetak generasi berkualitas bebas stunting dan masalah gizi lainnya.

"Intervensi pada periode 1.000 HPK tidak boleh diabaikan, karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang. Lantaran ancaman stunting dan masalah gizi lainnya berdampak besar bagi negara," imbuh dia.

Kekurangan gizi pada masa janin dan anak usia dini akan berdampak pada perkembangan otak dan rendahnya kemampuan kognitif yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan keberhasilan pendidikan. Selain itu, kekurangan gizi di awal kehidupan berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung pada kejadian penyakit tidak menular pada usia dewasa, seperti diabetes tipe Il, stroke, penyakit jantung dan lainnya.

"Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada menurunnya produktivitas yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat," imbuh dia.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr. Kirana Pritasari, MQIH memaparkan, peringatan HGN ke-59 tahun 2019 bukan sekadar seremonial semata. Harapannya dapat meningkatkan komitmen dan mempererat kolaborasi seluruh elemen bangsa untuk bekerja bersama membangun gizi dalam upaya mencegah stunting demi bangsa Indonesia yang sehat dan berkualitas.

"Saat ini, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan berbagai permasalahan gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting (pendek atau kerdil), underweight (berat kurang), wasting (kurus), dan anemia pada ibu hamil serta semakin meningkatnya obesitas pada dewasa. Berbagai masalah gizi tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang menghambat peluang Indonesia untuk menjadi negara maju," ujar Kirana.

Berbagai permasalahan gizi saat ini baik gizi kurang termasuk stunting dan gizi lebih, ternyata tak hanya dialami masyarakat menengah ke bawah atau pedesaan tapi terjadi hampir di seluruh strata ekonomi masyarakat termasuk perkotaan.

"Hal ini menunjukkan bahwa pemicu masalah gizi tersebut bukan hanya kemiskinan, namun juga kurangnya pengetahuan masyarakat akan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi yang optimal," tandas dia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Kemenkes Lakukan Pendekatan Keluarga Demi Tangani Masalah Gizi : http://bit.ly/2Mv2iVQ

Bagaimana Membantu Masalah Traumatic Remaja dengan Gangguan Bipolar?

Suara.com - Bagaimana membantu masalah traumatic remaja dengan gangguan bipolar ?

Fase kehidupan saat remaja sering kali menyebabkan gangguan bipolar khususnya pada anak yang memiliki masalah traumatic terkedap kekerasan, pelecehan seksual, perceraian orang tua hingga kematian orang terdekat. 

Bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Anak bisa saja sewaktu-waktu jatuh dalam fase depresi (hipomania) selama berminggu-minggu, namun selanjutnya bisa tiba-tiba merasa amat sangat senang (fase mania).

Ada cara untuk menyemangati remaja dengan gangguan bipolar ini loh, agar tidak memengaruhi kualitas hidup remaja di kemudian hari. Untuk itu, mereka perlu perawatan dan dukungan dari orang-orang di sekelilingnya.

Berikut cara Anda memberikan semangat pada remaja dengan gangguan bipolar dilansir Hello Sehat.

1. Perdalam pengetahuan Anda tentang gangguan bipolar

Menghadapi remaja dengan gangguan bipolar tidaklah mudah. Anda perlu meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit ini dengan membaca buku atau informasi lainnya yang akurat mengenai gangguan bipolar.

Bila perlu, konsultasi pada psikolog atau dokter spesialis kejiwaan.

2. Hadapi dengan sabar tapi tetap beri perhatian

Remaja dengan penyakit bipolar bisa merasa depresi dan super aktif (mania) sehingga dapat menguji kesabaran Anda dalam menghadapinya.

Kuncinya, jangan pernah menyerah dan selalu pastikan ia merasa nyaman dan aman bersama Anda.

3. Perkuat hubungan batin Anda dan anak

Komunikasi adalah kunci untuk mempererat hubungan Anda dengan anak remaja di rumah yang mengidap gangguan bipolar. Anda perlu mendengarkan bagaimana perasaan mereka dengan penuh perhatian.

Ini membantu Anda mengetahui bagaimana kondisinya saat ia merasa sehat, depresi, atau mengalami episode mania. Hasil pengamatan Anda ini bisa membantu terapis atau dokter untuk menentukan perawatan yang tepat.

4. Bantu mereka untuk menjalani aktivitas sehari-hari

Remaja dengan gangguan bipolar cenderung sulit melakukan rutinitas harian dengan normal dan kerap kali melakukan tindakan yang berbahaya.

Untuk itu, mereka perlu bantuan Anda dalam beberapa hal, antara lain:

-Mengatur jadwal berobat rutin, minum obat, atau menemani mereka terapi.
-Membuat jadwal harian, seperti makan, tidur, mandi, olahraga dan aktivitas lainnya.
-Bantu mempersiapkan kebutuhan mereka.
-Bantu mereka bersosialisasi dengan teman dan keluarga.

Jadi jangan pernah berhenti memberi perhatian dan semangat pada anak remaja bipolar agar lepas dari masalah traumatic. 

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Bagaimana Membantu Masalah Traumatic Remaja dengan Gangguan Bipolar? : http://bit.ly/2ReNCe2

Stunting Bisa Dicegah dengan ASI Eksklusif

Suara.com - Selama lebih dari setengah abad, Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya. Masih dalam rangkaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, masalah stunting (pendek/kerdil) menjadi prioritas utama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Stunting atau terganggunya pertumbuhan yang menyebabkan anak memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya, bisa jadi merupakan salah satu indikator terganggunya pertumbuhan anak.

Masalah kekerdilan ini harus segera ditangani, apalagi jika anak masih berusia di bawah dua tahun. Jika terlambat ditangani, stunting tidak bisa dipulihkan.

Stunting terjadi akibat kurangnya asupan nutrisi pada bayi bahkan sejak saat masih di dalam kandungan. Menurut WHO, kondisi ini terjadi pada 20 persen kasus kehamilan. Ibu yang mengonsumsi makanan kurang sehat membuat janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Akibatnya, hal ini pun berlanjut setelah kelahiran.

Di Indonesia, menurut Riskesdas tahun 2013, seperti tertulis dalam laman Kementerian Kesehatan RI, terdapat sekitar 30,8 persen kasus stunting yang terjadi. Hal ini melebihi ambang batas yang seharusnya berada di angka tertingginya, yaitu 20 persen.

Lantas bagaimana mencegah stunting?

Pada Hari Gizi Nasional ke-59 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengambil tema “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif” dalam upaya perbaikan gizi masyarakat Indonesia. Upaya-upaya yang dilakukan memang berfokus pada pendekatan keluarga, mengingat keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenalkan kepada sang bayi.

Dua tahun pertama kehidupan anak, atau dikenal dengan 1.000 hari pertama merupakan masa yang sangat kritis bagi tumbuh kembangnya. Pada waktu inilah, keluarga—khususnya orangtua—harus yakin bahwa sang bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup dan tepat agar ia tidak menderita malnutrisi yang dapat berujung pada stunting.

ASI eksklusif adalah cara paling murah untuk memastikan kebutuhan nutrisi si kecil terpenuhi. Manfaat ASI eksklusif telah terbukti membantu anak untuk mendapatkan asupan gizi yang mencukupi sehingga meminimalkan risiko terjadi stunting pada anak. Pemberian ASI yang tidak dimaksimalkan hingga enam bulan, atau terlalu cepat melepas ASI, atau pemberian MPASI yang terlalu dini, dapat membuat bayi kehilangan nutrisi yang dibutuhkan dari ASI.

UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur enam bulan. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. ASI mengandung gizi lengkap yang mudah dicerna oleh perut bayi yang kecil dan sensitif. Itu sebabnya, memberikan ASI saja sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi di bawah usia enam bulan.

Dikutip dari laman WHO, selain gizi buruk, stunting juga terjadi sebagai dampak dari infeksi yang terjadi selama bertahun-tahun. Lagi-lagi, di sinilah manfaat ASI bisa dirasakan. ASI mengandung protein khusus yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh si kecil. Semakin rutin Anda memberikannya, manfaat ASI akan semakin Anda dapatkan, khususnya dalam hal daya tahan tubuh anak. Dengan begitu, anak akan lebih jarang sakit selama masa pertumbuhan, nutrisi yang didapat bisa terserap dengan baik, dan terhindar dari risiko stunting.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Stunting Bisa Dicegah dengan ASI Eksklusif : http://bit.ly/2Ufsjea

Tak Banyak yang Tahu, Sorgum Ternyata Punya Banyak Manfaat bagi Tubuh

Setelah Jalani Bedah Sesar, Wanita Ini Alami Muntah Feses Selama 4 Hari

Melamun Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

[unable to retrieve full-text content]

Tapi, jangan melamun yang macam-macam, ya. Baca Kelanjutan Melamun Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah : http://bit.ly/2RbVugD

Kenali Gejala Andropause, Saat Lelaki Mengalami Fase Perubahan Hormon

Bikin Haru, Bayi Donor Organ Dapat Penghormatan dari Dokter dan Perawat

Suara.com - Bikin Haru , Bayi Donor Organ Dapat Penghormatan dari Dokter dan Perawat

Seorang bayi yang mendonorkan tiga organ tubuhnya mendapat penghormatan dari para dokter dan perawat saat dibawa ke ruang operasi.

Alondra Torres Aria divonis mengalami kematian otak karena pneumonia yang diidapnya. Dikutip Himedik dari Mirror, ia sampai saat terakhirnya bertahan hidup menggunakan respirator.

Melihat kondisi anaknya, orang tua Alondra membuat keputusan yang sangat berani. Mereka menyetujui untuk menyumbangkan dua buah ginjal dan hati Alondra untuk menyelamatkan nyawa tiga bocah lainnya.

Para dokter dan perawat berjajar di koridor rumah sakit untuk memberi penghormatan terakhir Alondra saat ia dibawa menuju orang operasi.

Meski diselimuti perasaan duka yang mendalam, Jenni Barraza, ibu Alondra, bersyukur putrinya bisa membantu tiga bocah yang membutuhkan donasi organ. Hal ini membuat kepergian putrinya itu tak sia-sia.

Petugas medis yang merawat Alondra pun sangat tersentuh pada keputusan itu. Para dokter dan perawat lantas berjajar di koridor untuk mengucapkan selamat tinggal dan memberikan penghormatan terakhir kepada Alondra.

Dalam sebuah video yang mengharukan terlihat mereka berdiri bersampingan sambil mengatupkan tangan dan menundukkan kepala ketika Alondra dibawa menuju ruang operasi. Pengorbanan Alondra dan orang tuanya ini membuat mereka tak bisa berkata-kata.

Momen ini terjadi di sebuah rumah sakit di Monterrey, Nuevo Leon, Mexico. Jenni pun mengungkapkan kepedihannya di media sosial dan mengucapkan selamat tinggal untuk putrinya, yang meninggal setelah operasi. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Bikin Haru, Bayi Donor Organ Dapat Penghormatan dari Dokter dan Perawat : http://bit.ly/2CIp6Nb

Perlukah Anak Usia 3 Tahun Les Bahasa Inggris? Ini Kata Psikolog

Suara.com - Anak usia tiga tahun perlukah siikutkan les Bahasa Inggris ? Ini kata psikolog.

Di era seperti sekarang, penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu modal untuk unggul di dunia kerja, umumnya, mereka yang lancar berbahasa Inggris di saat dewasa, sudah sering terpapar bahasa Internasional ini sejak kecil. Lalu kapan usia ideal mengenalkan anak pada bahasa Inggris?

Disampaikan Psikolog anak dan keluarga Elizabeth Santosa atau yang akrab disapa Lizzie, sebenarnya tidak ada rumusan ideal untuk mengajarkan anak bahasa Inggris. Menurut dia, bahasa Inggris sudah bisa dikenalkan sejak anak lahir atau ketika mulai mengenal kosakata sederhana seperti 'mama' dan 'papa'.

"Kalau kapan idealnya dikenalkan sejak lahir bisa. Kalau mamanya orang Indonesia dan papanya bule tentu bahasa Inggris sudah menjadi bahasa ibu bagi anak itu. Jadi tergantung nilai keluarga saja. Kalau kedua orangtuanya terbiasa bercakap menggunakan bahasa Inggris ya bisa langsung dikenalkan ke anak," ujar dia dalam temu media 'EF Small Stars' di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Lizzie menambahkan, sebenarnya orangtua bisa mengajari sendiri buah hatinya bahasa Inggris. Namun kata dia, anak juga membutuhkan interaksi sosial bersama teman-teman seusianya yang juga dapat membantunya menguasai kemampuan berbahasa Inggris. Itu sebabnya kata dia, tak ada salahnya orangtua untuk mulai memasukkan anak ke lembaga bahasa ketika masih usia dini, namun harus dipastikan suasana belajar menyenangkan untuk anak.

"Ketika suasana belajar menyenangkan, anak akan bahagia. Ketika bahagia anak jadi punya energi lebih yang melampaui kapasitasnya. Dia menjadi lebih mudah dalam menyerap pelajaran yang diberikan," imbuh dia.

Dalam kesempatan yang sama, Elisabeth Maria, Regional Director EF English First Indonesia mengatakam bahwa EF English First for Kids & Teens meluncurkan inovasi program EF Small Stars untuk anak usia 3-6 tahun. Program ini, kata Elisabeth, menggunakan metode belajar holistik melalui pendekatan pendidikan yang disesuaikan dengan tahapan usia anak.

"Pembelajaran ini dirancang agar dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, kemampuan motorik halus dan kasar, serta kemampuan bahasa dan kognitif anak dengan optimal. Melalui materi pembelajaran dan aktivitas yang menyenangkan, anak akan memiliki antusiasme belajar yang tinggi dan menikmati proses belajar, sehingga mampu mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri dengan Iebih baik," ujar Elisabeth.

Keterlibatan orangtua dalam keberhasilan program ini juga dibutuhkan. Itu sebabnya EF, kata dia juga memiliki aplikasi yang dapat diakses di dalam kelas maupun di rumah bersama orangtua, sehingga proses belajar menjadi lebih maksimal.

Jadi tidak ada salahnya memulai mengenalkan anak Bahasa Inggris sedini mungkin dengan memasukkannya les Bahasa Inggris. 

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Perlukah Anak Usia 3 Tahun Les Bahasa Inggris? Ini Kata Psikolog : http://bit.ly/2CEQI63

Cegah Terjebak Sedentary Lifestyle, Ini Kiat Hidup Produktif di 2019

Apa yang Membuat Anak Bahagia? Ternyata Bukan Mainan Lho

Suara.com - Apa yang membuat anak bahagia ? ternyata bukan mainan lho.

Kebahagiaan anak selama ini diasosiasikan dengan mendapat mainan baru atau barang yang disukainya. Padahal dibandingkan mendapatkan mainan, anak lebih membutuhkan pengalaman menyenangkan yang akan diingatnya hingga dewasa kelak.

Hal ini disampaikan oleh Psikolog anak dan keluarga Elizabeth Santosa atau yang akrab disapa Lizzie.

Menurut dia, jika anak selalu diberikan mainan untuk membuatnya bahagia maka ketika dewasa standar kebahagiaan anak akan selalu terkait dengan materi.

"Itu sebabnya mulai dari sekarang bangun memori bahagia bersama anak, mulai dari terlibat penuh dengan hal-hal yang disukainya. Misal anak suka nonton spongebob, kita juga harus terlibat penuh dengan ikutan menonton. Nggak usah memori yang terlalu fancy tapi yang penting kita terlibat untuk anak," ujar Lizzie dalam temu media 'EF Small Stars' di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Lizzie menambahkan, ketika anak bahagia maka dirinya memiliki energi yang positif untuk menjalani hari. Ketika di sekolah Ia lebih mudah menyerap pelajaran, ketila berteman ia juga menyebarkan aura positif yang membuatnya banyak teman. Sebaliknya ketika anak tidak merasa bahagia maka ia akan mudah lelah dan tidak bersemangat dalam menjalani hari.

"Hubungan dan keterlibatan orangtua merupakan pondasi penting atau titik awal kebahagiaan anak yang berdampak positif terhadap perkembangan psikososial mereka. Karena anak-anak yang bahagia akan memillki kesadaran diri, manajemen diri dan keterampilan sosial yang baik, serta dapat memiliki kemampuan melakukan pengambuan keputusan yang Iebih baik," imbuh dia.

Semua keterampilan itu, kata Lizzie penting untuk menentukan hasil yang akan mereka peroleh di masa depan seperti keberhasilan di bidang pendidikan, misalnya menyelesaikan gelar sarjana, peningkatan atau kesuksesan karir.

"Selain itu lebih kecil kemungkinannya untuk mereka melakukan tindakan yang melanggar hukum," imbuh Lizzie.

Ia pun memberikan beberapa tips agar orangtua bisa terlibat langsung dalam perkembangan anaknya. Pertama luangkan waktu berkualitas dengan buah hati tanpa gangguan apapun. Pastikan ada kontak mata ketika sedang berinteraksi dengan anak.

"Lalu buat anak merasa penting dan diperhatikan. Anak itu ingin merasa bahwa dia penting. Uang bisa dicari tapi waktu gimana balikinnya. Kita kerja terus dan nggak terasa anak sudah besar. Jadi tunjukkan ke anak kalau dia sangat berarti untuk kita. Kemudian beri respon atas kegiatan yang dilakukan anak dan beri feedback yang positif," tandas dia.

Jadi kebahagian anak bukan terpusat pada mainan, orang tua harus peka karena anak lebih membutuhkan pengalaman menyenangkan.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Apa yang Membuat Anak Bahagia? Ternyata Bukan Mainan Lho : http://bit.ly/2FL2gss

Studi: Penyakit Gusi pada Ibu Hamil Bisa Sebabnya Bayi Lahir Prematur

Perempuan dengan Kriteria Ini Berpeluang Hidup Hingga 90 Tahun

Suara.com - Sehat dan panjang umur merupakan salah satu doa yang selalu dipanjatkan orang ketika berulang tahun. Sains pun membuktikan bahwa hidup hingga usia 90 tahun bukan hanya mimpi.

Ya, penelitian menyebut bahwa tinggi dan badan seorang perempuan berperan besar dalam memberikannya kesempatan untuk hidup lebih lama, setidaknya sampai usia 90 tahun.

Para peneliti di Universitas Maastricht menemukan fakta bahwa perempuan yang memiliki tinggi 175,26 cm memiliki peluang 31 persen lebih tinggi hidup hingga usia 90 tahun dibandingkan mereka yang tingginya hanya 160 cm. Menariknya hal ini tak berlaku pada lelaki.

"Perempuan cenderung hidup lebih lama daripada lelaki karena beberapa faktor, termasuk gaya hidup, serta genetik dan hormon," ujar peneliti Lloyd Brandts, seperti dilansir dari Newsweek.

Untuk mengarah pada temuan ini, tim peneliti menggunakan data dari Studi Kelompok Belanda yang dimulai pada tahun 1986, dimana melibatkan 120.000 lelaki dan perempuan berusia antara 55 hingga 69 tahun yang tinggal di 204 kota di Belanda.

Dari kumpulan ini, para peneliti mengerucutkan data pada 3.646 lelaki dan 4.161 responden perempuan yang lahir antara tahun 1916 dan 1917. Pada awal penelitian, para responden menjawab pertanyaan tentang pola hidup mereka seperti berapa banyak mereka merokok, minum alkohol, dan menghabiskan waktu berjalan per hari. Selain itu berat dan tinggi responden ketika mereka berusia 20 tahun juga dianalisis.

Lloyd Brandts mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa ukuran tubuh dan aktivitas fisik terkait dengan harapan hidup, tetapi hubungan ini tampaknya berbeda antara lelaki dan perempuan. Namun ia tetap menyarankan baik lelaki maupun perempuan untuk mempertahankan berat badan yang ideal.

"Kami menyarankan masyarakat untuk mempertahankan berat badan yang sehat yakni BMI antara 18,5-25 dan menjalani aktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari," kata dia.

Studi ini adalah yang terbaru untuk menyelidiki harapan hidup manusia. Tahun lalu, para ilmuwan menerbitkan sebuah makalah dalam bioRxiv yang menciptakan suatu prediksi harapan hidup seseorang melalui tes darah.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Perempuan dengan Kriteria Ini Berpeluang Hidup Hingga 90 Tahun : http://bit.ly/2CCdco6

Studi Terbaru Tentang Aspirin dan Risiko yang Mengintainya

Suara.com - Aspirin kerap dianggap sebagai obat ajaib. Aspirin mampu meredakan rasa sakit dan peradangan, mengobati sakit kepala, nyeri ringan, hingga menurunkan risiko penyakit jantung , stroke, serta kemungkinan demensia.

Sampai akhirnya aspirin kerap digunakan orang-orang sehat sebagai 'suplemen pencegahan' masalah kardiovaslular yang dikenal mematikan.

Tapi ternyata, semua manfaat tersebut ada harganya.

Dalam penelitian yang diterbitkan JAMA, para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Sean Zheng dari King's College London, mengatakan risiko aspirin, termasuk masalah pendarahan di lambung dan saluran usus, seimbang dengan manfaatnya yaitu menurunkan risiko penyakit jantung terutama bagi orang yang belum memiliki masalah jantung.

Dilansir dari Time, peneliti melihat data dari lebih 160.000 orang usia 53 hingga 74 tahun yang tidak memiliki masalah jantung (meski beberapa memiliki faktor risiko untuk mengembangkan masalah jantung).

Mereka yang mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari 11 persen lebih rendah berisiko mengalami kematian akibat penyakit jantung, serangan jantung atau stroke dibanding dengan orang yang tidak menggunakan aspirin.

Tetapi orang-orang yang menggunakan aspirin juga memiliki risiko 43 persen lebih tinggi mengalami perdarahan besar dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan obat tersebut.

Itu sama saja dengan lompat 47 persen dalam risiko absolut dan itu juga menunjukkan bahwa risiko aspirin mungkin tidak melebihi manfaatnya bagi orang yang sehat.

Sebelumnya, banyak penelitian menunjukkan orang yang telah mengalami serangan jantung dan stroke dapat menurunkan risiko penyakit sekitar 20 sampai 25 persen jika mereka mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari.

Studi sejauh ini telah tercampur, beberapa menunjukkan manfaat dan beberapa lainnya tidak menunjukkan manfaat serta menunjukkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.

Lalu bagaimana sebaiknya kita bertindak terhadap konsumsi aspirin?

Administrasi Makanan dan Obat-obatan di Amerika Serikat memperingatkan bahwa orang yang tidak memiliki masalah jantung sebaiknya tidak menggunakan aspirin untuk mencegah penyakit jantung.

Sementara Forcer AS Task Force Forcer merekomendasikan orang yang ingin mencegah masalah jantung tahap pertama dan berada di antara usia 50 hingga 59 tahun hanya boleh menggunakan aspirin jika mereka memiliki risiko 10 persen atau lebih besar mengalami gangguan jantung dalam 10 tahun ke depan.

Tetapi menentukan risiko juga rumit, karena harus melibatkan pertimbangan subjektif berbagai faktor risiko penyakit jantung, termasuk riwayat merokok, tekanan darah dan diabetes.

Dan karena aspirin tersedia di mana-mana tanpa resep, beberapa orang yang khawatir dengan risiko jantung kadang merasa perlu untuk meminum pil dosis rendah aspirin setiap hari.

Dan lewat temuan itu, Zheng mengingatkan masyarakat bahwa aspirin memang memiliki efek samping, sama seperti obat lainnya dan hanya boleh dikonsumsi setelah mendiskusikan risiko dan manfaat obat dengan dokter.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Studi Terbaru Tentang Aspirin dan Risiko yang Mengintainya : http://bit.ly/2FJWKWP

Belai Kucing Liar Saat Liburan, Blogger Ini Lumpuh karena Infeksi

Ini Alasan Jangan Langsung Mandikan Bayi Baru Lahir

Suara.com - Menunda mandi pertama sesaat setelah bayi dilahirkan dapat meningkatkan keberhasilan ibu menyusui bayi secara eksklusif. Hal ini diungkapkan sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursinglinks.

Peneliti studi ini, Heather Condo DiCioccio, adalah spesialis pengembangan keperawatan profesional untuk Unit Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Klinik Cleveland Hillcrest di Mayfield Heights, Ohio.

Kepada Today ia mengatakan jika penelitiannya didasari oleh banyak pasien, yang saat ini semakin banyak yang meminta para staf rumah skait untuk menunda mandi pertama bayi mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagian dari alasan ini mungkin dikarenakan adanya anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tentang memandikan bayi baru lahir . WHO merekomendasikan bayi tidak boleh mandi selama 24 jam pertama dalam hidup mereka. Tetapi sayangnya, anjuran tersebut tidak disertai dengan alasan.

Penelitian DiCioccio melibatkan hampir 1.000 pasang ibu dan bayi. Sekitar setengah dari bayi dimandikan dalam waktu 2 jam setelah kelahiran, sesuai kebijakan rumah sakit. Sisanya mengatakan bahwa mereka menunda mandi pertama pada bayi hingga setidaknya selama 12 jam setelah dilahirkan. Demikian seperti dilansir dari laman Mother.ly.

Para peneliti menemukan hubungan antara menunda mandi dan kemudahan menyusui bayi secara eksklusif, tetapi mereka tidak bisa menjawab mengapa. DiCioccio berpikir itu mungkin ada hubungannya dengan indera penciuman bayi.

"Mereka telah berenang dalam cairan ketuban selama 38-40 minggu, dan payudara ibu mengeluarkan bau yang mirip dengan cairan ketuban itu," katanya.

"Jadi, pemikirannya adalah mungkin dua aroma ini membantu bayi lebih mudah menemukan sesuatu yang nyaman dan sudah familiar dengan mereka, yang tentunya mereka sukai," tambah dia.

Bagi DiCioccio, apa pun yang dapat membantu ibu menyusui, akan disambut baik, tetapi hubungan menyusui bukan satu-satunya manfaat untuk menunda mandi pertama.

Dia mencatat bahwa menjaga vernix atau lapisam lemak putih pada bayi lebih lama memungkinkan bayi memperoleh manfaat dari sifat antimikroba dan dapat membantu perkembangan paru-paru mereka.

Namun, terkadang bayi memang perlu mandi segera setelah lahir. Apalagi saat ibu berhadapan dengan masalah kesehatan yang dapat membuat bayi terpapar patogen yang ditularkan melalui darah (seperti HIV, lesi herpes aktif atau hepatitis B atau C), mandi lebih cepat setelah kelahiran masih terbaik, DiCioccio menjelaskan.

Ya, tidak semua orangtua ingin menunda mandi pertama bayi, dan itu tidak apa-apa, kata DiCioccio.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ini Alasan Jangan Langsung Mandikan Bayi Baru Lahir : http://bit.ly/2RKnNb6

5 Cara Sederhana Belajar Metode Montessori Pada Bayi

Suara.com - Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan yang biasa diterapkan pada anak-anak usia pra-sekolah dan sekolah dasar. Namun, tahukah jika Anda juga dapat mulai menggunakan metode Montessori pada bayi yang baru lahir?

Metode belajar dengan Montessori sendiri diyakini dapat membuat anak menjadi lebih mandiri, kreatif, dan memiliki kemampuan motorik yang lebih baik. Tertarik menerapkannya pada si kecil? Ini 5 cara sederhana belajar dengan metode Montessori pada bayi, seperti dilansir dari Mother.ly.

1. Berikan ia kebebasan bergerak
Ini artinya, Anda disarankan untuk tidak terlalu sering menggendong, dan memilih untuk meletakkannya di kereta dorong, bouncer, ataupun ayunan bayi. Dengan begitu, si kecil dapat berlatih menggerakkan tangan dan kaki, serta mengangkat kepala mereka dengan bebas.

Untuk bayi yang lebih besar, kebebasan bergerak mungkin termasuk membiarkan mereka menarik benda-benda dan merayap di sekitar ruangan, daripada menempatkan mereka di baby walker atau memegang tangan mereka saat mereka berjalan.

Kebebasan bergerak sangat baik tidak hanya untuk pengembangan motorik kasar, tapi juga merupakan pembangun kepercayaan diri yang hebat. Ini mengirimkan pesan yang jelas kepada anak Anda bahwa Anda yakin mereka mampu mengembangkan otot dan kemampuan mereka sendiri.

2. Gunakan komunikasi
Komunikasi yang baik adalah ciri khas Montessori untuk anak-anak di segala usia, dan ini tentunya dapat dimulai sejak lahir. Awalnya mungkin terasa konyol, tetapi cobalah meminta izin bayi Anda setiap kali Anda akan menggendong mereka. Biarkan mereka tahu kapan waktunya untuk makan atau waktu untuk ganti popok.

Meskipun, tentu saja, mereka belum dapat menjawab, mereka akan memahami nada suara Anda. Dan jika Anda bertanya secara teratur, mereka mungkin mulai merespons dengan cara lain, seperti meraih atau tersenyum kepada Anda.

Ingat, gunakan bahasa yang baik dan tepat, ya. Misalnya, alih-alih menyebut "meong", katakan saja "kucing".

3. Pengasuhan sebagai bonding
Tugas pengasuhan, seperti memberi makan dan mengganti popok, jelas merupakan pekerjaan yang tidak ada habisnya dan dapat benar-benar melelahkan, terutama dalam beberapa bulan pertama. Di Montessori, mereka mencoba melihat kegiatan ini sebagai waktu untuk mempererat bonding.

Jangan tergoda untuk membuka gadget dan melihat media sosial saat menyusui, atau terburu-buru mengganti popok agar Anda bisa lebih bebas. Jadikan momen pengasuhan ini sebagai kesempatan untuk melakukan kontak mata dengan si kecil.

Montessori juga memandang kegiatan ini sebagai kolaborasi. Untuk bayi, misalnya, kolaborasi mungkin bisa melalui berbicara dengan mereka tentang apa yang Anda lakukan, atau mengikuti petunjuk mereka ketika mereka perlu makan dan tidur. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, Anda dapat melibatkan mereka misal dengan meminta mereka merangkak ke arah Anda, atau menawarkan dua jenis makanan untuk mereka pilih.

4. Berikan waktu bagi mereka untuk mandiri
Bayi sangat bergantung pada kita, tetapi kita tetap dapat membantu mereka mengembangkan kemandirian sejak awal.

Kita dapat mencari saat-saat ketika bayi merasa tenang, dan membiarkan mereka bermain sendiri, atau sekadar berbaring tanpa digendong. Kita dapat memberi mereka waktu untuk melihat-lihat ruangan dan menjelajahi dunia baru mereka secara visual tanpa berinteraksi atau mengalihkan perhatian mereka.

Setiap bayi memang berbeda, dan toleransi setiap bayi untuk momen-momen ini unik. Beberapa bayi mungkin cukup puas untuk berbaring sendiri sementara waktu, sementara yang lain tampaknya ingin dipegang atau digendong terus-menerus.

5. Lakukan pengamatan
Pengamatan adalah salah satu prinsip terpenting Montessori untuk segala usia. Setiap anak berada pada jalur perkembangan mereka sendiri dan satu-satunya cara kita dapat benar-benar mengetahui apa yang sedang mereka butuhkan, tantangan apa yang mereka siapkan, adalah melalui pengamatan yang cermat.

Secara alami, Anda menghabiskan banyak waktu mengawasi bayi baru Anda. Dengan mengamatinya, Anda bisa melihat keterampilan baru apa yang mungkin dimiliki bayi Anda, bagian mana dari ruangan yang mereka pandangi dengan ketertarikan yang memikat.

Jenis pengamatan ini akan membantu Anda mengetahui mainan apa yang bisa diberikan kepada si kecil, dan ini juga akan membantu Anda mengenal mereka secara lebih mendalam.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan 5 Cara Sederhana Belajar Metode Montessori Pada Bayi : http://bit.ly/2CI8p4D

Tidur Cukup di Malam Hari Ternyata Berperan Lebih Cegah Kegemukan

Suara.com - Tidur Cukup di Malam Hari Ternyata Berperan Lebih Cegah Kegemukan

Sering menghindari makan malam karena takut gendut? Coba atur pola tidur Anda dibandingkan harus menghindari makan malam agar terhindar dari masalah obesitas.

Hal ini terungkap melalui penelitian yang dipublikasikan dalam BMJ Nutrition, Prevention & Health baru-baru ini. Menurut peneliti Su Su Maw, dari Universitas Okayama di Jepang, durasi tidur pendek atau kurang tidur seringkali dikaitkan dengan kebiasaan makan yang tidak sehat dan metabolisme glukosa yang terganggu.

"Hal inilah yang pada gilirannya akan memicu kenaikan berat badan," ujar Maw seperti mengutip Nypost

Maw dan rekan penelitinya, Haga menganalisis data 2012 hingga 2014 yang melibatkan 1.573 orang dewasa paruh baya yang tidak memiliki kondisi mendasar terkait dengan diabetes di Okayama. Dua pertiga dari sampel adalah perempuan dan dua pertiga diantaranya berusia di atas 65 tahun.

Para peneliti juga melihat berapa banyak orang yang merokok, menanyai tingkat aktivitas fisik mereka, dan menganalisi pola makan mereka. Peneliti mengatakan bahwa umumnya orang menghindari untuk makan beberapa jam sebelum tidur untuk mencegah obesitas dan diabetes. Padahal ada kebiasaan penting yang harus dijaga yakni mendapatkan cukup tidur setiap hari.

"Kami menemukan fakta bahwa menjaga pola tidur sama pentingnya untuk mengurangi kemungkinan obesitas. Orang yang kurang tidur cenderung lebih mudah lapar dan pada gilirannya membuat mereka mencari camilan dan mengganggu metabolisme tubuh," tambah dia.

Berbicara mengenai camilan, penelitian lain mendukung teori bahwa ngemil di malam hari tidak selalu buruk. Mengonsumsi 30 gram protein sekitar 30 menit sebelum tidur tampaknya memiliki efek positif pada kualitas otot, metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan.

Studi ini dilakukan oleh Michael Ormsbee, profesor ilmu gizi, makanan dan olahraga di Florida State University dan Samantha Leyh. Namun peneliti mengingatkan bahwa masyarakat sebaiknya membatasi konsumsi makanan manis yakni hingga pada pukul 8 malam saja.

"Makanan ringan lebih baik untuk Anda seperti kacang-kacangan, irisan sayuran atau buah-buahan. Waktunya tetap dibatasi hingga pukul 8 malam," tandas Ormsbee.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Tidur Cukup di Malam Hari Ternyata Berperan Lebih Cegah Kegemukan : http://bit.ly/2FTq6S2

Kebanyakan Makan Pisang dan Jeruk, Lelaki Ini Alami Kerusakan Ginjal

Tunda Pengobatan Kanker demi Melahirkan Bayinya, Wanita ini Meninggal

Perempuan Ini Nyaris Kehilangan Nyawa Akibat Benjolan di Bahu, Kok Bisa?

Tips Cegah Anak Stunting: Perbanyak Konsumsi Protein Hewani

Suara.com - Stunting tidak hanya membuat tubuh anak pendek, namun perkembangan otaknya pun terhambat. Pakar mengatakan orang tua bisa mencegah anak stunting dengan memperbanyak konsumsi protein hewani .

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, angka stunting pada usia balita di Indonesia mengalami penurunan, dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,8 persen di tahun 2018.

Namun, sebanyak 18 provinsi masih memiliki angka stunting sebesar 30-40 persen, bahkan 11,5 persen lainnya tergolong sangat pendek.

Disampaikan Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM, stunting selalu dimulai dengan penurunan berat badan (BB) akibat asupan nutrisi yang kurang.

“Saat BB mulai turun, anak tidak langsung jadi pendek. Terjadi penurunan fungsi kognitif dulu, baru stunting,” ujar dia dalam temu media, Rabu (23/1/2019).

Anak dengan BB kurang dari 10 kg, imbuh dia, sebanyak 50-60 persen energinya dipakai untuk perkembangan otak. Bila asupan nutrisinya kurang, maka otak yang akan dikorbankan terlebih dulu.

Anak yang ‘baru’ mengalami penurunan BB saja bisa mengalami penurunan IQ hingga 3 poin. Bisa dibayangkan betapa banyak penurunan IQ yang mungkin muncul bila anak sampai stunting.

"Selain fungsi kognitif terganggu, pembakaran lemak pun terganggu. Sehingga ketika anak diberi makan banyak, mudah terjadi obesitas. Bila ditelusuri, orang yang sekarang mengalami penyakit degeneratif mungkin dulunya stunting,” ujar Dr. dr. Damayanti.

Untuk mencegah stunting, anak kata dia harus mendapatkan ASI eksklusif dan MPASI pada usia enam bulan. Komposisi MPASI idealnya juga menyerupai komposisi ASI; harus mengandung karbohidrat, lemak, dan protein . Sejak awal MPASI hingga usia 2 tahun, ketiga makronutrisi ini harus tercukupi, untuk mendukung pertumbuhan otaknya.

Ya, jangan takut memberikan lemak pada si kecil, karena zat ini sangat penting bagi otaknya. Protein utamakan hewani, karena dalam ASI, komposisi protein hewani lebih banyak.

“Kandungan asam amino pada protein hewani lengkap. Sedangkan protein nabati, asam aminonya kurang lengkap. Protein hewani boleh digabung dengan protein nabati, asal selengkap asam amino esensial pada ASI," tambah dia.

Dr. dr. Damayanti mengkritisi tren pemberian puree sayur dan buah, atau tepung-tepung organik berbasis nabati. Menurutnya, makanan dengan sumber tunggal seperti ini tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Boleh saja memberikan puree buah atau sayur, tapi harus ada protein hewani.

"Susu dan telur adalah sumber protein hewani yang paling baik. Diikuti dengan produk susu, unggas, ikan, hati, dan daging. Jadi, sumber hewani tidak harus mahal. Anak bisa diberi telur, hati ayam, dan berbagai jenis ikan lokal yang harganya relatif terjangkau," imbuh dia.

Dr. dr. Damayanti menganjurkan pemberian sumber pangan hewani seperti susu atau telur 1 butir per hari untuk mencegah maupun mengatasi stunting. Dengan perbaikan nutrisi, termasuk pemberian susu, kasus stunting di desa tersebut berhasil diturunkan.

“Di awal, stunting ditemukan sebesar 17 persen. Setelah tiga bulan, membaik jadi 9 persen," tandas dia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Tips Cegah Anak Stunting: Perbanyak Konsumsi Protein Hewani : http://bit.ly/2T4ei36

Setiap Tahun, 10 Ribu Orang Indonesia Berobat Ke Singapura

Suara.com - Berobat ke luar negeri memiliki daya tarik dan manfaat tersendiri. Tak sedikit dari orang Indonesia yang berobat ke Singapura negeri setiap tahunnya.

Menurut Chief Executive Officer of Parkway Pantai's Singapore Operations, Phua Tien Beng, setiap tahunnya ada sekitar 10 ribu masyarakat Indonesia yang pergi ke Singapura untuk berobat.

Bukan tanpa alasan, Singapura menjadi salah satu pilihan utama pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia karena jaraknya yang dekat, memiliki teknologi medis yang terdepan, dokter profesional kelas dunia, serta pelayanan yang berkualitas tinggi.

Bahkan keunggulan medis Singapura juga telah diakui dunia. Menurut Bloomberg Health Care Efficiency Index 2018, media tersebut menempatkan efisiensi sistem perawatan kesehatan Singapura pada peringkat kedua terbaik secara global setelah Hong Kong.

Melihat kelebihan tersebut, produk asuransi PT Prudential Life Assurance melakukan ekspansi jaringan PRUmedical network ke negara Singapura dengan menggandeng jaringan rumah sakit Parkway Hospitals Singapore.

Melalui langkah itu, kini nasabah Prudential Indonesia dapat menikmati fasilitan layanan PRUmedical network di jaringan rumah sakit besar di Singapura.

Parkway Hospitals Singapore sendiri merupakan jaringan rumah sakit yang membawahi empat rumah sakit besar di Singapura yaitu Mount Elizabeth Orchard Hospital, Mount Elizabeth Novena Hospital, Gleneagles Hospital dan Parkway East Hospital.

"Parkway Hospitals Singapore selalu mencari cara baru untuk menyediakan perawatan yang lebih baik serta memberikan nilai tambah bagi pasien kami. Kemitraan dengan Prudential Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana kami mempermudah akses terhadap keahlian klinis yang berkualitas dan fasilitas kelas dunia untuk semua orang," kata Chief Executive Officer of Parkway Pantai's Singapore Operations, Phua Tien Beng di Jakarta, Rabu, (23/1/2019).

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Setiap Tahun, 10 Ribu Orang Indonesia Berobat Ke Singapura : http://bit.ly/2WfuPTV

Anak Terdeteksi Stunting, Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Suara.com - Anak terdeteksi stunting bisa membuat orang tua sedih dan bingung. Jika hal ini terjadi, apa yang sebaiknya dilakukan orang tua?

Risiko stunting bisa dicegah dengan pemenuhan nutrisi terbaik di 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai sejak kehamilan. Ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar buah hatinya terhindar dari stunting.

Disampaikan dokter spesialis nutrisi dan penyakit metabolik pada anak, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), efek negatif stunting bisa diperbaiki jika anak masih berusia di bawah dua tahun.

Usia ini merupakan fase krusial dalam pembentukan otak. Namun jika anak baru mendapatkan intervensi ketika berusia atas dua tahun, maka akan sulit untuk diperbaiki.

"Kita bisa perbaiki kalau di bawah 2 tahun. Kalau di atas itu lebih sulit, harus kerja keras. Harus diberi makan cukup baru membaik. Kalau pun membaik tidak bisa mencapai kemampuan kognitif yang optimal. Dan ini sifatnya permanen," ujar dr Damayanti dalam acara FFI MilkVersation di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Salah satu efek stunting yang bersifat permanen adalah kecerdasan atau level IQ yang rendah. Jika hal ini terjadi, maka akan berpengaruh pada masa depan anak.

"Efeknya kalau sudah di atas dua tahun belum bisa diperbaiki maka akan permanen. IQ akan selalu di bawah yang tidak stunting. Kita bisa kehilangan bonus demografi karena ketidakmmapuan otak generasi kita. Itu yang jadi masalah," tambah dia.

Untuk pencegahan stunting, setelah pemberian air susu ibu eksklusif pada tahun pertama kehidupannya, anak, kata dr Damayanti membutuhkan makanan pendamping dengan kandungan karbohidrat, lemak, dan protein.

Faktanya di Indonesia, konsumsi asupan protein hewani masih tergolong rendah, sehingga banyak kasus stunting terjadi.

"Padahal, investasi protein hewani sangatlah penting, mengingat kandungan asam amino esensial terlengkap di dalamnya, yang dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan otak anak. Sumber protein hewani terbaik dapat ditemukan pada susu, telur, unggas, ikan, serta daging," tandas dia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Anak Terdeteksi Stunting, Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua? : http://bit.ly/2Wf4Ls3

Seorang Bocah Meninggal Akibat Infeksi dari Kotoran Burung Dara

Wanita Ini Tak Bersihkan Pusar 24 Tahun hingga Ada Benda Aneh di Dalamnya

Bisa Dicegah, Anak Stunting Bukan karena Faktor Genetk Lho Bun!

Suara.com - Pakar sebut anak stunting bukan karena faktor genetik . Karenanya, jika orang tua pendek belum tentu anak juga akan memiliki badan pendek.

Stunting yang salah satunya ditandai dengan perawakan tubuh pendek seringkali dikaitkan dengan faktor genetik yang diwariskan kedua orang tua. Padahal disampaikan pakar spesialis nutrisi dan penyakit metabolik pada anak, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), stunting tidak disebabkan oleh faktor genetik.

"Stunting bukan karena genetik tapi lebih ke lingkungan bisa ke cara hidup, cara makan yang dilakukan orangtua. Jadi yang diturunkan cara makan, bukan stunting," ujar dr Damayanti dalam acara FFI MilkVersation di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Ia mengatakan masih banyak masyarakat yang memiliki persepsi keliru mengenai stunting yakni disamakan dengan tubuh pendek karena faktor genetik. Bedanya, kata dr Damayanti, tubuh pendek karena faktor genetik tidak mempengaruhi kecerdasannya. Sementara yang dikhawatirkan dari stunting karena menyerang kecerdasan secara permanen.

"Kalau terlambat diperbaiki ketika diatas dua tahun maka efeknya akan menetap. IQ anak yang stunting selalu di bawah yang tidak stunting dan ini tidak bisa diperbaiki. Bagaimana kita menghadapi bonus demografi jika SDM-nya stunting," imbuh dia.

Menurut dr Damayanti, stunting sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama. Namun belakangan baru menjadi sorotan karena termasuk parameter negara bebas dari kemiskinan. Di Indonesia sendiri hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia saat ini sebesar 30,8 persen masih jauh di atas ambang yang ditetapkan WHO, yaitu sebesar 20 persen.

"Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, mengingat permasalahan stunting tidak sekedar tentang terhambatnya pertumbuhan tinggi badan pada anak, namun lebih lanjut dapat menyebabkan hambatan kecerdasan, menimbulkan kerentanan terhadap penyakit menular dan tidak menular, hingga penurunan produktivitas pada usia dewasa," tandas dia.

Karenanya, saat ini pemerintah menetapkan pencegahan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Bisa Dicegah, Anak Stunting Bukan karena Faktor Genetk Lho Bun! : http://bit.ly/2RHKNqV

Studi Sebut Makan Sebelum Tidur Tidak Selalu Menaikkan Kadar Gula Darah

Suara.com - Sebuah studi terbaru mengatakan bahwa menghindari makan sebelum tidur tidak akan membantu memperbaiki kadar gula darah dan kesehatan.

Sebelumnya, beberapa ahli percaya jika seseorang tidak makan dua jam sebelum tidur, hal tersebut dapat membantu mencegah kadar gula darah tinggi (glukosa) dan masalah kesehatan terkait seperti diabetes dan penyakit jantung.

Tetapi nyatanya, pernyataan tersebut tidak didasari fakta yang pasti.

Untuk mencari jawaban akan teori tersebut, peneliti menganalisis data kesehatan dari lebih dari 1.550 orang dewasa di Jepang selama tiga tahun.

Dua pertiga dari data tersebut diisi oleh orang berusia di atas 65 tahun dan sekitar 16 persen lelaki serta 7,5 persen perempuan biasa tertidur dalam dua jam setelah makan malam.

Selama tiga tahun, tidak ada perubahan signifikan dalam kadar glukosa darah HbA1c para peserta.

HbA1c rata-rata adalah 5,2 persen pada tahun pertama, dan 5,58 persen pada tahun kedua dan ketiga, dalam kisaran normal.

Pun tidak ada perbedaan yang signifikan antara lelaki dan perempuan.

Lewat studi yang dipublikasikan secara online dalam jurnal BMJ Nutrition, Prevention & Health itu juga ditulis bahwa berat badan, tekanan darah, lemak darah (trigliserida), tingkat aktivitas fisik, merokok, dan minum lebih banyak terkait dengan perubahan kadar HbA1c daripada jumlah waktu jeda antara makan dan tidur.

Karena ini adalah penelitian observasional, peneliti tidak dapat menentukan penyebabnya.

Mereka juga tidak tahu waktu yang tepat atau bentuk makan malam yang mungkin memengaruhi hasilnya.

Dan karena diet tradisional Jepang mengandung banyak sayuran dan sup dalam ukuran porsi kecil, temuan itu mungkin tidak berlaku untuk negara lain.

"Lebih banyak perhatian harus diberikan pada porsi sehat dan komponen makanan, tidur yang cukup dan menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan, karena variabel-variabel ini memiliki pengaruh yang lebih mendalam pada proses metabolisme," tulis penelitian yang dipimpin Su Su Maw, Ph.D dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Kesehatan di Universitas Okayama Jepang.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Studi Sebut Makan Sebelum Tidur Tidak Selalu Menaikkan Kadar Gula Darah : http://bit.ly/2sHGBsn

Bayi Kembar yang Lahir Prematur Ini Berukuran Hampir Sama dengan iPhone

Suara.com - Kehadiran buah hati dalam kehidupan sepasang suami istri tentu menjadi kebahagiaan tersendiri. Bahkan, kebanyakan mereka akan sibuk mempersiapkan segala hal untuk menyambut sang buah hati terlahir. 

Di antaranya adalah membeli perlengkapan bayi . Sayangnya, tak semua orang tua diberi jalan mulus dalam menyambut buah hati. Contohnya, pasangan Lisa Worman (31) dan Wesley Lester-Green (39).

Melansir dari The Sun, mulanya kehamilan Lisa berjalan lancar sampai suatu malam dia terbangun dan merasakan keluarnya cairan yang tidak biasa dan perasaannya tidak enak.

Percaya intuisinya, dia pergi memeriksakan diri ke Princess Royal di Orpington. Hasilnya mengungkapkan bahwa cairan itu adalah ketuban, yang berarti air ketuban telah pecah tepat sepuluh minggu (3 bulan) sebelum kelahiran normal.

Lisa lalu dirujuk ke Rumah Sakit St Mary di Paddington, London, karena rumah sakit setempat tidak memiliki kapasitas untuk menanganinya.

"Begitu kami tiba di rumah sakit berikutnya, aku ketakutan, aku tahu terlalu dini bagi mereka untuk lahir," jelasnya.

"Ada lima atau enam konsultan dan spesialis yang berbeda berkerumun di sekitar tempat tidurku. Aku mencoba untuk tetap tenang, tetapi itu sulit, terutama pada dokter yang menggunakan terminologi kompleks yang berdiri tepat di sisi kepalaku."

Operasi caesar darurat berhasil, Jayden dan Gene lahir masing-masing pada pukul 22.38 dan 22.39 pada 20 Oktober 2018 dan langsung dipindahkan ke unit perawatan bayi intensif.

Lisa mengungkapkan bahwa saat bayinya lahir kondisinya sangat memilukan. Berat mereka hanya sekitar 2 pon. Mereka dibalut plastik dan sekujur tubuh dipenuhi dengan selang. Kulitnya transparan.

Keduanya kesulitan bernapas karena paru-paru yang kurang berkembang dan Gene didiagnosis menderita murmur jantung dan pendarahan di otak.

Bahkan perawat gigi Lisa mengatakan tubuh mereka hampir sama dengan ukuran iPhone.

"Ketika baru lahir mereka sangat kecil, bahkan ukurannya hampir sama dengan iPhone."

Namun, bayi itu berjuang, kondisinya membaik. Hingga pada 10 November 2018, mereka dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Croydon, yang mana lebih dekat dari rumah mereka.

Masa sulit itu telah berakhir, setelah lebih dari dua bulan, bayi-bayi itu cukup sehat untuk bisa dibawa pulang.

HiMedik .com/Dwi Citra Permatasari Sunoto

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Bayi Kembar yang Lahir Prematur Ini Berukuran Hampir Sama dengan iPhone : http://bit.ly/2RJvQ7N

Atasi Eksim? Tiga Obat Ini Bisa Diracik Sendiri di Rumah

Kenali 5 Risiko Kesehatan yang Dialami Pekerja Kantoran

Suara.com - Pekerja di zaman now lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan berpendingin dengan duduk di depan layar komputer selama kurang lebih delapan jam sehari. Meski terlindungi dari teriknya matahari, kegiatan bekerja di dalam ruangan ternyata bisa berakibat buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang.

Berikut adalah efek buruk dari kerja kantoran yang harus Anda tahu seperti dilansir dari laman Medical Daily.

1. Risiko obesitas dan mata kering
Salah satu efek buruk dari duduk di meja sepanjang hari adalah peningkatan risiko obesitas dan penyakit tidak menular seperti stroke hingga diabetes. Pekerja kantoran umumnya tidak terlalu banyak bergerak sehingga studi menyarankan Anda untuk berjalan selama lima menit usai duduk satu jam untuk meminimalkan risiko ini. Selain itu, penggunaan komputer yang lama juga dapat menyebabkan masalah seperti mata kering.

2. Mudah cemas
Perkembangan teknologi seperti hadirnya email dan grup chat membuat pekerja tak lagi memiliki batasan antara urusan kantor dan pribadi. Hal ini seringkali mendorong perasaan cemas yang lebih tinggi. Anda juga cenderung 'dikejar-kejar' urusan pekerjaan meski sudah berada di rumah. Hal ini bisa memengaruhi hubungan bersama keluarga.

Untuk meminimalkan risiko ini, Anda harus menetapkan batas yang sehat seperti mematikan notifikasi email ketika berada di rumah dan mengabaikan grup chat ketika waktu bekerja sudah selesai untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

3. Menurunkan kualitas tidur
Pergeseran shift yang tidak terduga dan pengaturan waktu kerja yang tidak teratur dapat mengurangi kualitas tidur Anda. Seiring waktu, hal ini dapat dikaitkan dengan risiko penyakit kronis yang lebih tinggi. Pola tidur yang buruk juga dapat meningkatkan perasaan terisolasi yang membuat Anda merasa tak memiliki teman.

"Hal ini tidak hanya membuat Anda mudah tersinggung, tapi juga tidak baik bagi siapa pun karena Anda kelelahan akibat belum cukup tidur," kata Christina Maslach, profesor psikologi di University of California, Berkeley.

4. Stres
E. Kevin Kelloway dari Universitas St. Mary mencatat bahwa perlakuan yang tidak adil dari atasan ke bawahan dapat merusak kesehatan mental Anda dalam jangka panjang. Banyak karyawan telah melaporkan bahwa atasan mereka adalah sumber stres yang signifikan. Psikolog juga menemukan bahwa pekerja yang mengalami stres memiliki kinerja 50 persen lebih buruk.

5. Memengaruhi kebiasaan makan
Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak tempat kerja menawarkan pilihan makanan yang tidak sehat seperti pizza, soda, kue, brownies, kue, dan permen. Kita tahu bahwa stres dapat membuat sebagian orang menginginkan makanan manis dan semakin sulit ditolak ketika camilan ditawarkan secara gratis.

Stephen J. Onufrak, seorang peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, memimpin sebuah studi baru yang menyoroti bagaimana makanan di tempat kerja seringkali tinggi kalori, biji-bijian olahan, gula tambahan, dan garam. Pola makan seperti ini bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa mendatang.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Kenali 5 Risiko Kesehatan yang Dialami Pekerja Kantoran : http://bit.ly/2CFMiMh

Ini Manfaat Bagi Kesehatan Memajang Tanaman Hias di Rumah

Suara.com - Tanaman hias seringkali dikaitkan untuk menambah estetika ruangan baik di rumah atau kantor. Tapi tahukah Anda, selain mempercantik rumah, memiliki tanaman hias juga bisa mendatangkan manfaat kesehatan bagi Anda dan keluarga.

Dilansir Medical Daily, tanaman selama ini telah diteliti memiliki efek positif bagi kesehatan mental. Hadirnya tanaman hias di rumah menurut Danica-Lea Larcombe dari Edith Cowan University dapat memberi perubahan positif dalam aktivitas listrik otak, mengendurkan otot yang tegang dan memperlancar peredaran darah di jantung.

"Penelitian juga menemukan bahwa perempuan yang lebih terpapar pada tanaman, baik di luar maupun di dalam ruangan, memiliki tingkat kematian yang lebih rendah. Ini termasuk tingkat kematian terkait penyakit pernapasan dan akibat kanker yang masing-masing menurun sebesar 34 persen dan 13 persen," ujar Lea.

Banyak orang mengatakan bahwa hanya dengan melihat warna hijau dapat membantu mendorong suasana hati yang rileks dan menenangkan. Hal ini juga dialami pasien rumah sakit yang melihat tanaman di sekitar ruang rawat, di mana ditemukan memiliki tingkat tekanan darah, rasa sakit, kecemasan, dan kelelahan yang lebih rendah.

"Selain memanjakan indera penglihatan, wewangian dari tanaman juga dapat berdampak pada suasana hati. Aroma bunga seperti bunga lavender dan melati diyakini dapat memberi ketenangan," tambah Lea.

Ia menambahkan, melakukan aktivitas berkebun meski dalam skala kecil di dalam ruangan juga dapat memberikan manfaat yang mirip dengan terapi hortikultura yaitu ketika berkebun digunakan sebagai bentuk terapi. Interaksi aktif dengan tanaman dalam ruangan seperti menyiram bunga pot setiap hari, dapat membantu orang dewasa pulih dari stres terkait pekerjaan.

Kehadiran tanaman juga diyakini dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Satu percobaan NASA yang terkenal dari 1989 menemukan bahwa tanaman dapat membantu menghilangkan senyawa organik yang mudah menguap seperti formaldehyde dan benzene dari udara.

"Pakis Boston adalah salah satu tanaman paling efektif untuk menghilangkan polutan di udara, tetapi seringkali sulit untuk tumbuh di dalam ruangan. Saya biasanya merekomendasikan golden pothos sebagai pilihan pertama karena cukup populer dan mudah tumbuh," kata Bill Wolverton, mantan ilmuwan riset NASA.

Nah jika Anda tertarik untuk meletakkan tanaman di dalam rumah, maka Anda harus memilih jenis yang tepat. Pasalnya beberapa tanaman melepaskan karbon dioksida di malam hari. Beberapa pilihan tanaman yang baik adalah anggrek, sukulen, tanaman ular, dan bromeliad, yang semuanya melepaskan oksigen.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ini Manfaat Bagi Kesehatan Memajang Tanaman Hias di Rumah : http://bit.ly/2T8fHpj

Ini Manfaat Gerak Refleks Bayi Baru Lahir

Suara.com - Setiap bayi yang lahir ke dunia memiliki gerak refleks pertama yang punya manfaat untuk dirinya maupun sang ibu. Semua gerakan yang ia lakukan, menurut Dyah Pratitasari, seorang Doula, Guru Prenatal dan Postpartum Yoga, dan Konselor Menyusui, memiliki artinya sendiri.

Pertama, jelas perempuan yang akrab disapa Prita ini, sesaat setelah dilahirkan, bayi akan beristirahat, tidur, atau diam berkedip. Begitu tubuhnya diangkat, bayi akan menangis sebagai napas pertamanya yang menandakan paru-parunya bekerja.

"Kalau semua oke, kondisi ibu dan bayi stabil, biasanya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) akan dilakukan. Di sinilah bayi akan masuk ke fase siaga, di mana dia akan melek, mengangkat kepalanya, dan menengok kanan atau kiri," ujar perempuan berhijab ini pada Suara.com.

Saat dalam posisi IMD, gerakan selanjutnya, kaki bayi mulai akan menjejak-jejak. Gerakan ini sangat berperan penting untuk melahirkan plasenta. Saat bayi menjejak, rahim seakan seperti dicolek, mengalami kontraksi dan mendorong plasenta untuk lahir.

Selanjutnya, kata dia, aerola ibu yang berwarna gelap akan menuntun bayi menuju sumber makanan mereka untuk pertama kalinya. Dalam posisi ini, biasanya bayi akan mematuk dada, mengikuti cairan pertama payudara ibu yang aromanya mirip seperti air ketuban yang dikenal bayi selama dalam kandungan.

"Gerakan mematuk ini fungsinya untuk mempersiapkan payudara menyiapkan ASI (Air Susu Ibu) seperti gerakan memijat," ungkap dia.

Begitu dekat dengan puting, bayi lebih dulu akan mengulum dan menjilat puting ibu, baru dia akan menangkap dan menghisapnya. Hanya si bayilah yang mengetahui kadar oksitoksin di otak ibu. Dengan mengulum dan menjilat, hormon oksitoksin ibu akan dirangsang, sehingga ia merasa nyaman dan memerintahkan hormon prolaktin untuk memproduksi ASI.

"Di saat bayi melakukan gerak reflek pertamanya, ayah wajib melihatnya. Bagaimana semua itu terjadi. Kalau di umat Muslim, saat IMD, ayah bisa sambil mengazankan anaknya," tutup dia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ini Manfaat Gerak Refleks Bayi Baru Lahir : http://bit.ly/2FTL3MI

Demam Berdarah Mengintai, Kenali Gejala DBD Berikut Ini

Menyusui Anaknya yang Berusia 4 dan 7 Tahun, Seorang Wanita Dihujat

Pria Ini Nyaris Kehilangan Nyawanya Gara-gara Makan Jeruk

[unable to retrieve full-text content]

Seorang pria bernama Wu mendapat kiriman 10 kg jeruk dari saudaranya. Baca Kelanjutan Pria Ini Nyaris Kehilangan Nyawanya Gara-gara Makan Jeruk : http://bit.ly/2B0dtRJ

Ronaldikin Meninggal, Ini 5 Jenis Infeksi Paru Paling Mematikan

Pria Wajib Tahu, Deretan Efek Negatif Keseringan Nonton Film Porno

Seru, Saat 1.800 Guru Olahraga di Jakarta Ikut Pelatihan Basket NBA

Melewatkan Sarapan, Anak Cenderung Bermasalah di Sekolah

Suara.com - Melewatkan sarapan atau makan pagi tak hanya dapat menurunkan daya pikir namun juga memengaruhi perilaku anak di sekolah .

Hal ini disampaikan Guru Besar Pangan dan Gizi lPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS. Menurut dia, anak yang lapar karena belum sarapan cenderung bermasalah di sekolah dan suka menyalahkan orang lain.

"Jadi perut lapar karena tidak sarapan bukan hanya menyebabkan penurunan prestasi akademik tapi juga perilaku anak di sekolah. Anak yang perutnya lapar cenderung membuat masalah di sekolah," ujar Prof Ali dalam Kick Off Koko OIimpiade 2019 di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Samanta Ananta, M.Psi., seorang psikolog, menambahkan bahwa konsumsi sarapan sehat di pagi hari memang memiliki kaitan dengan produksi hormon bahagia. Itu sebabnya anak yang sarapan menu-menu sehat di pagi hari cenderung lebih terhindar dari perilaku bermasalah karena tingkat kecemasan yang lebih rendah.

"Tingkat kecemasan anak yang sarapan, lebih rendah dibandingkan yang tidak atau sarapan tidak sehat. Anak yang sarapan bergizi mengalami peningkatan kadar oksigen di otak yang pada gilirannya mendorong pelepasan hormon bahagia sehingga anak lebih bersemangat menjalani aktivitas di sekolah," imbuh dia.

Mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, Prof Ali mengatakan bahwa ada sekitar 26,1 persen anak Indonesia yang hanya mengonsumsi air putih, teh, atau susu saat sarapan. Selain itu hanya 10,6 persen anak yang sarapannya mencukupi kebutuhan energi diatas 30 persen. Hal ini berarti anak tidak memiliki modal energi untuk memulai hari di sekolah.

"Kalau tanpa sarapan anak akan loyo. Nguap terus dan itu indikasi tubuh menagih sesuatu yaitu glukosa yang merupakan makanan otak. Kalau asupan glukosa kurang, dia tidak bisa menyerap informasi dengan baik," imbuh dia.

Menurut Prof Ali sarapan yang sehat adalah sarapan yang mengandung zat gizi beranekaragam mulai dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Itu berarti dalam seporsi menu sarapan, tidak hanya mengandung nasi tapi juga sayur mayur, lauk dan buah-buahan.

"Jadi bukan bala-bala sama bihun, atau nasi sama mie. Orang Barat justru harus dicontoh pola sarapannya, mereka sarapan dengan sereal, susu, lalu dicampur kacang-kacangan ditambah buah dan yogurt. Itu bagus karena beranekaragam," tandas dia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Melewatkan Sarapan, Anak Cenderung Bermasalah di Sekolah : http://bit.ly/2S24ZmX

Anak Senang Corat-coret Tembok Bentuk Kreativitas, Ini Kata Pakar

Suara.com - Bagi Anda yang memiliki buah hati masih balita, kegiatan corat-coret di dinding tembok tentu sudah merupakan hal biasa. Benarkah corat-coret tembok merupakan bentuk eksplorasi kreativitas anak ?

Jangan buru-buru dimarahi karena merusak estetika rumah Anda ya. Pasalnya menurut Samanta Ananta, M.Psi., seorang psikolog anak, kegiatan corat-coret tembok merupakan bentuk eksplorasi anak yang justru bermanfaat bagi dirinya.

"Untuk usia balita memberikan goresan pensil, spidol atau crayon di tembok, lantai itu merupakan sarana anak melatih sensori dan motoriknya di bidang seni. Ini merupakan permulaan dari ketertarikannya untuk menggambar dan melukis, jadi jangan dilarang," ujar Samanta dalam temu media Kick Off Koko OIimpiade 2019 di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Samanta menambahkan bahwa yang harus dilakukan orang tua adalah mengajaran anak tanggung jawab dengan memberikan area dinding khusus untuk corat-coret atau diwarnai oleh anak.

Kini kata dia, merek cat sudah semakin inovatif bahkan goresan tinta pulpen atau spidol bisa dihapu dengan di lap. Namun jika tidak, orang tua juga bisa menempelkan kertas besar di dinding dan mempersilahkan anak untuk berkreasi hanya di area tersebut.

"Jadi biarkan anak mengeksplorasi, kita tinggal memberi mereka perasaan bahwa mereka diapresiasi. Ini adalah support yang dibutuhkan anak," ujar dia lagi.

Memupuk kreativitas anak sejak dini melalui karya seni, menurut Samanta memiliki dampak positif pada kebahagiaan dan masa depan anak. Dalam sebuah penelitian, ia mengatakan ada korelasi yang kuat antara anak yang melakukan seni kreatif dengan kesuksesan mereka di masa dewasa.

"Anak-anak yang aktif membuat karya seni cenderung Iebih memiliki banyak ide positif untuk penemuan teknologi. Melalui seni, anak-anak belajar untuk berpikir “out of the box” sehingga mereka pun Iebih terlatih untuk mengatasi masaIah yang sedang dihadapi," tambah dia.

Selain itu, Samanta juga menjelaskan bahwa menciptakan karya seni juga dapat mengurangi level hormon kortisol penyebab stres dan melepaskan endorfin, hormon yang memberikan rasa bahagia.

"Tidak hanya itu, kreativitas yang Iebih besar menimbulkan kebahagiaan yang Iebih mendalam. Proses kreatif itu sendiri merupakan sumber kebahagiaan bagi kebanyakan orang dan dengan memiliki kreativitas seseorang juga lebih mampu memecahkan masalah kecil yang menimpanya setiap hari," tandas dia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Anak Senang Corat-coret Tembok Bentuk Kreativitas, Ini Kata Pakar : http://bit.ly/2R5kcik

Berat Badan Sarah Turun 50 Kg Meski Makan 6 Kali, Kok Bisa?

Suara.com - Berat Badan Sarah Turun 50 Kg Meski Makan 6 Kali , Kok Bisa?

Sarah Moore sempat mengalami kegemukan pasca melahirkan anak kedua. Namun dengan diet unik makan 6 kali sehari, berat badannya justru turun hingga 50 kg. Wow!

Dilansir Himedik dari Popsugar, perempuan 30 tahun ini mengatakan dirinya bertambah gemuk hingga obesitas sejak tahun 2011.

Saat mengunjungi dokter 9 bulan usai melahirkan, Sarah baru tahu jika bukan hanya berat badannya yang meningkat, tetapi juga tekanan darahnya.

Selain itu, kadar gula darahnya juga berada dalam kisaran yang menempatkan dirinya berisiko menderita diabetes tipe 2.

Punya berat badan 116 kg membuat Sarah menghindari kamera dan cermain. Resolusi menurunkan berat badan muncul di tahun 2012, dengan target awal 18 kg.

"Dokter merekomendasikan aplikasi MyFitnessPal untuk mengontrol makanan saya. Jadi, saya mulai hanya dengan menghitung kalori," ujarnya.

Sarah perlu ada perubahan dalam pola makan untuk menurunkan berat badannya. Jadi, dia kemudian membatasi asupan makannya selama beberapa hari, tetapi ternyata tak berhasil.

"Saya mencoba semuanya dari puasa, diet rendah karbohidrat hingga Whole30, tetapi saya tidak bisa berpegang teguh pada apa pun yang membuat saya merasa dibatasi," ungkapnya.

Bukan mengubah apa yang dimakannya, Sarah kemudian mengakalinya dengan mengatur porsi makanannya. Ia memutuskan untuk makan 6 kali sehari, sehingga tak merasa stres karena dibatasi.

Hal pertama yang dimakannya saat bangun tidur adalah dua telur utuh, tiga putih telur, dan jeruk.

Untuk sarapan, menunya adalah dua hingga tiga cangkir sayuran, protein shake, oatmeal, dan pisang.

Menu makan siang 20 menit setelah berolahraga, Sarah akan mengonsumsi protein tanpa lemak seperti ayam atau ikan, dan karbohidrat sehat seperti kentang atau apel.

Camilan di sore hari Sarah adalah putih telur dengan sayuran atau bar protein dengan salad.

Lalu makan malam dengan mengonsumsi protein tanpa lemak dan dua hingga tiga cangkir sayuran.

Kemudian sebelum tidur, dia mengonsumsi protein shake (hanya protein dan air) dan sesendok selai kacang atau keju string.

Sarah pun mengaku, kini dirinya menjadi lebih percaya diri dibanding dulu. "Saya merasa sedih, saya malu dengan penampilan saya, saya tidak percaya diri pada diri saya sendiri. Jadi saya tidak benar-benar menetapkan tujuan atau mencoba meningkatkan apapun," katanya.

Setelah kehilangan berat badan, Sarah pun kini menemukan gairah dalam kebugaran dan sekarang menjadi pelatih pribadi dan pelatih penurunan berat badan.

"Sulit untuk melihat kembali orang di mana saya berada karena langkah demi langkah, saya telah membuat banyak perubahan kecil sejak saat itu sehingga saya merasa seperti orang yang sama sekali berbeda," katanya. (Himedik/Vika Widiastuti)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Berat Badan Sarah Turun 50 Kg Meski Makan 6 Kali, Kok Bisa? : http://bit.ly/2sHaycg