Anak Alami Kecanduan Game? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan

Suara.com - Anak Alami Kecanduan Game ? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan.

Andrew Ryan Samuel, remaja berusia 16 tahun ini mengaku pernah mengalami kecanduan bermain game. Dalam sehari Ia bisa menghabiskan waktu selama 12 jam untuk duduk di depan layar laptop untuk bermain game.

Untungnya kecanduan game itu hanya berlangsung 1.5 tahun, kini Ia berhasil lepas dari adiksi itu dan mengalihkan passionnya sebagai motivator muda.

Ia pun memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua yang memiliki anak kecanduan terhadap game. Pertama kata Andrew, jangan biasakan memberi anak hiburan melalui gawai. Ia mencontohkan banyak anak kecil yang diberi tontonan Youtube saat makan atau diberi gawai agar berhenti menangis.

"Anak 1-5 tahun jangan biasakan buka Youtube sambil makan. Seakan-akan Youtube itu baby sitter. Jangan pernah kasih hp ketika anak menangis. Lebih baik kasih buku. Kalau jadi kebiasaan dari kecil maka akan jadi kecanduan ketika besar," ujar Andrew dalam seminar yang dibawakannya di Casa Living Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

Langkah kedua, orangtua bisa memberikan aktivitas yang menarik di dunia nyata bagi anak agar terlepas dari kecanduan game. Berdasarkan pengalamannya, Andrew mengalihkan kecanduan game ini dengan mendaftar sebagai anggota gym dan aktif menjalani gaya hidup sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, Andrew merasa lebih percaya diri dan mendapat penerimaan di dunia nyata.

"Developer game melakukan berbagai cara agar orang menggunakannya. Nah Anda para orangtua harus punya cara juga agar dunia nyata anak lebih menarik. Beri dukungan buat anak misalnya dia suka olahraga, suka nyanyi, ikutkan les vokal, ikutkan kompetisi. Hal ini akan mengalihkannya dengan kecanduan game," imbuh Andrew.

Selanjutnya orangtua bisa berdiskusi dengan anak untuk memberi target spesifik agar dirinya terlepas dari kecanduan game.

Misalnya mulai membatasi untuk bermain game selama satu jam setiap hari atau hanya boleh dilakukan di waktu tertentu seperti akhir pekan atau liburan.

"Sebenarnya bermain game itu boleh. Asal tidak mengorbankan tiga hal, yaitu pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial," imbuh dia.

Nah cara yang paling ekstrim kata Andrew, orangtua bisa meminta anak menghapus aplikasi game atau hal yang berkaitan dengan game. Umumnya untuk mengunduh software game butuh waktu lama. Ketika sudah terhapus maka biasanya harus memulai dari awal dan membuat kita malas untuk menggunakannya.

"Sebenarnya alasan orang kecanduan game karena dunia nyata tidak terlalu menarik untuk dia. Karena sebenarnya manusia suka diperhatikan, suka diterima. Nah kalau anak kesepian dia cenderung lari ke game dan berinteraksi dengan komunitas di dunia maya," tandas dia.

Jadi kecanduan game tidak baik untuk anak, tapi yang dibutuhkannya adalah perhatian dari orang tua untuk membantunya lepas dan ketergantungan game tersebut. 

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Anak Alami Kecanduan Game? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan : http://bit.ly/2FOnRA1

Selama 2 Minggu, Wanita Ini Tidur dengan Bayinya yang Telah Meninggal

Jangan Konsumsi Makanan yang Sama Setiap Hari, Ini 3 Alasannya

Anak yang Suka Dipukul Orangtua Cenderung Jadi Antisosial saat Dewasa

Suara.com - Anak yang Suka Dipukul Orangtua Cenderung Jadi Antisosial saat Dewasa.

Anda para orangtua, hindari kebiasaan menampar atau memukul anak ketika mereka berbuat kesalahan. Pasalnya studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih mungkin menjadi antisosial jika mereka sering ditegur dengan pukulan atau hukuman fisik lainnya.

"Hukuman fisik yang kasar didefinisikan dalam penelitian ini sebagai orangtua atau orang dewasa yang suka memukul, mendorong, atau menampar anak. Kami menemukan efeknya terhadap perilaku anak ketika dewasa," bunyi penelitian tersebut.

Untuk mengarah pada temuan ini, peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari 36.309 orang dewasa AS antara April 2012 hingga Juni 2013. Dari total tersebut? 15.862 diantaranya adalah laki-laki dan 20.447 adalah kaum hawa. Para peserta juga ditanya apakah mereka permah mengalami hukuman fisik yang keras atau penganiayaan di masa kecil.

Peneliti juga menganalisis responden tentang apakah mereka menunjukkan tanda-tanda gangguan kepribadian antisosial, seperti gagal menyesuaikan diri dengan norma sosial; berbohong berulang kali; menyesatkan orang lain untuk kesenangan; tidak dapat merencanakan ke depan; bertindak impulsif; agresi berulang yang mengakibatkan perkelahian fisik; dan mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

Baik lelaki maupun perempuan yang mendapat hukuman fisik ketika kecil lebih cenderung bertindak antisosial daripada mereka yang tidak. Penelitian sebelumnya yang dikutip oleh tim juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dipukul atau dipaksa makan sabun atau saus pedas sebagai hukuman lebih mungkin untuk memukul anggota yang bukan keluarga, melakukan serangan fisik, atau mencuri uang ketika mereka dewasa.

Pada bulan Desember 2018, American Academy of Pediatrics menyatakan upaya pendisiplinan yang melibatkan hukuman fisik termasuk berteriak atau mempermalukan anak-anak, hanya efektif dalam jangka pendek. Mereka memperingatkan praktik-praktik semacam itu justru dapat meningkatkan risiko negatif untuk anak-anak di masa mendatang.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Anak yang Suka Dipukul Orangtua Cenderung Jadi Antisosial saat Dewasa : http://bit.ly/2ThnWiI

Alami Neurofibromatosis, Wanita Ini Dituding Idap Penyakit Seksual

Suara.com - Wanita berusia 30 tahun mengalami kondisi yang disebut neurofibromatosis . Akibatnya, wanita tersebut sulit berkencan.  Wanita bernama Megan Crews mengatakan hingga saat ini, ia telah memiliki lebih dari 200 bintik di tubuhnya, termasuk di area selangkangan dan Mrs V.

Neurofibromatosis merupakan suatu kelainan genetik yang menyebabkan gangguan kulit dan tulang yang membuat tumor terbentuk dari jaringan saraf. Tumor ini bisa berukuran kecil atau besar dan dapat muncul di mana saja pada bagian tubuh.

Melansir dari the sun, ia mengalami neurofibromatosis tipe 1 (NF1). Ia didiagnosis saat dirinya berusia 18 bulan setelah ibunya, Elaine (63) memperhatikan tanda lahir di tubuhnya.

Ibunya membawa Crews ke seorang dokter anak yang mengatakan bahwa tumor yang ia idap akan tumbuh di dalam dan di luar tubuhnya selama ia hidup.

Saat kecil, Crews memiliki kulit yang bersih. Namun, saat menginjak usia enam tahun, ia mendapatkan tumor di tulang belakang sikunya. Ia pun harus menjalani operasi untuk memotong satu tumor yang tumbuh di saraf tangannya.

Namun, ketika ia berusia 14 tahun, ia mulai merasakan sakit punggung yang disebabkan oleh tumor di tulang belakang, dan pada usia 23, ia menemukan tumor pertama di punggungnya.

Bagaimana selanjutnya? lihat selengkapnya ya. 

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Alami Neurofibromatosis, Wanita Ini Dituding Idap Penyakit Seksual : http://bit.ly/2S9rYfV

Ketahui 5 Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Tak Disadari

Suara.com - Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok menakutkan dan harus segera ditangani. Jika seseorang didiagnosis menderita kanker leher rahim ini pada stadium awal atau stadium satu berarti peluang untuk sembuh bisa lebih tinggi. 

Namun, jika didiagnosis pada stadium empat, maka peluang untuk hidup hanya lima persen dan mampu bertahan selama lima tahun atau lebih.

Itulah mengapa sangat penting bagi setiap wanita untuk mengetahui perubahan apa yang harus diwaspadai dan didiagnosis secepatnya.

Melansir dari thesun, ini adalah bentuk penyakit yang paling umum pada wanita berusia 35 tahun ke bawah.

"Tidak semua wanita yang didiagnosis dengan kanker serviks memiliki gejala . Tetapi, berapa pun usiamu, sama pentingnya mewaspadai gejala kanker serviks," kata Imogen Pinnell, manajer informasi kesehatan di Jo's Cervical Cancer Trust mengatakan kepada The Sun.

Tanda-tanda awal meliputi:

1. Pendarahan abnormal (selama atau setelah berhubungan seks, antara periode dan juga pascamenopause)

Tanda kanker serviks yang paling umum dan paling awal adalah perdarahan tidak teratur. Itu terjadi ketika sel-sel kanker tumbuh pada jaringan di bawah leher rahim.

Ini adalah tanda yang sangat mengkhawatirkan pada wanita pascamenopause yang tidak lagi mengalami menstruasi.

2. Keputihan yang tidak biasa

Jika kamu menemukan bahwa warna, bau, dan konsistensi telah berubah, maka itu adalah sesuatu yang benar-benar perlu kamu periksa.

Ketika kanker kekurangan oksigen, itu dapat menyebabkan infeksi yang menyebabkan keluarnya bau aneh.

3. Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berhubungan seks

Apa lagi ya? Lihat selengkapnya ya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ketahui 5 Gejala Awal Kanker Serviks yang Sering Tak Disadari : http://bit.ly/2RRArVw

Remaja 14 Tahun Bunuh Diri, Ayah Salahkan Media Sosial Instagram